Menteri sayap kanan ekstrem itu juga mendesak warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.
Pakar politik David Campbell dari Universitas Wina mengkritik pedas pernyataan Eliyahu itu.
“Rencana itu sama sekali tak bisa diterima,” ujar Campbell kepada Anadolu.
Dia menyebut pernyataan Eliyahu itu mendapatkan tanggapan negatif dari dunia Barat.
Pindahkan warga Gaza ke pulau buatan
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengungkapkan keinginannya untuk membuat sebuah “pulau buatan” yang nantinya akan ditinggali warga Palestina.
Hal itu disampaikannya dalam video berjudul “Inisiatif Pulau Buatan Gaza” saat rapat para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa pada hari Senin, (22/1/2024).
Baca juga: Direktur CIA akan Bertemu Kepala Mossad Israel dan PM Qatar untuk Bahas Pembebasan Sandera
“Pembangunan sebuah pulau buatan dengan pelabuhan dan infrastruktur sipil di lepas pantai Gaza akan memberi warga Palestina pintu kemanusiaan, ekonomi, transportasi ke dunia, tanpa membahayakan keamanan Israel,” demikian pernyataan narator dalam video itu.
Rencana itu menuai kritik dari banyak pihak.
Sebagai contoh, Josep Borrel yang menjadi perwakilan Uni Eropa untuk urusan kebijakan luar negeri dan keamanan tidak sepakat dengan rencana Katz.
Menurut Borrel, Katz lebih baik “menggunakan waktunya untuk mencemaskan keamanan negara dan tingginya jumlah kematian di Timur Tengah dan Gaza”.
Pemindahan paksa ke Sinai
Pada bulan Oktober 2023 terungkap adanya proposal kontroversial dari Kementerian Intelijen Israel.
Dalam proposal itu terdapat tiga pilihan rencana mengenai Gaza selepas perang, salah satunya ialah pemindahan paksa warga Palestina ke Semenanjung Sinai di Mesir.
Dokumen itu menyebutkan pemindahan tersebut akan menguntungkan secara stragis.
Namun, menurut media Israel bernama Haaretz pemindahan itu memerlukan dukungan dari AS dan negara lainnya.