Media Barat, Financial Times dan Economist menyebut keduanya diperkirakan bakal menjadi rival dalam pemilihan presiden (pilpres) jika bisa dilaksanakan tahun ini.
Sumber-sumber dua media ternama tersebut menyebut bahwa Zelensky pada Senin (29/1/2024) telah bertemu dan menawarkan Valery Zaluzhny untuk mengundurkan diri dari jabatan.
Namun sumber anomim tersebut mengatakan Zaluzhny menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
The Economist bahkan mengklaim telah mengonfirmasi jika Zaluzhny ditawari untuk memimpin Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional negara tersebut, namun menolak usulan tersebut.
Sementara media di Kiev,dan saluran Telegram, mengutip berbagai sumber politik dan militer, melaporkan bahwa Zaluzhny akan kehilangan pekerjaannya.
Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengeluarkan pesan yang tidak jelas di Telegram: “Para jurnalis yang terhormat, kami membalas Anda semua sekaligus: Tidak, itu tidak benar.”
Sementara Ukrainska Pravda menyebutkan sumber tingkat tinggi di tim Zelensky meyakinkan bahwa hingga malam tanggal 30 Januari, belum ada keputusan yang disiapkan tentang pemecatan Zaluzhnyi.
Meski demikian, media tersebut mengatakan skenario pemecatan panglima tertinggi militer Ukraina tersebut masih bisa terjadi.
Juru bicara Zelensky, Sergey Nikiforov, juga mengatakan bahwa presiden “tidak memecat panglima tertinggi.” Badan sensor yang dikelola pemerintah Ukraina, CSCIS, menyebut rumor pengunduran diri Zaluzhny “mengganggu stabilitas” dan “mendemoralisasi.”
Ketika laporan tentang pemecatan sang jenderal menyebar dengan cepat, dua sumber lainnya mengatakan kepada FT bahwa meskipun nasibnya tampaknya telah diputuskan, Zelensky mungkin mengizinkan Zaluzhny untuk mempertahankan pekerjaannya “untuk beberapa waktu” untuk menghindari skandal yang lebih luas.
Saingan Zelensky dalam Pemilu
Panglima tersebut dipandang sebagai saingan politik potensial Zelensky, mengingat popularitasnya di kalangan pemilih Ukraina.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Sosiologi Internasional Kiev (KIIS), yang dirilis pada bulan Desember, menemukan bahwa meskipun kepercayaan publik terhadap Zelensky turun menjadi 62 persen dari 84% pada tahun lalu, Zaluzhny dipercaya oleh 88% responden.
Dikutip dari Russia Today, Zelensky dan Zaluzhny berselisih mengenai potensi melampaui batas peran mereka dalam lingkup masing-masing.
Ketegangan antara keduanya dilaporkan semakin dalam pada bulan November, ketika pemimpin Ukraina itu marah setelah sang jenderal menggambarkan situasi di medan perang dengan Rusia sebagai “jalan buntu.”