News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

18 Militan Pro-Iran Tewas usai Serangan Balasan AS Hantam Pangkalan di Suriah dan Irak

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan udara AS yang menargetkan militan pro-Iran di Suriah dan Irak pada Jumat (2/2/2024) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan serangan udara Amerika Serikat (AS) menewaskan 18 anggota militan pro-Iran di Suriah pada Jumat (2/2/2024) sore.

Jumlah korban jiwa dan terluka kemungkinan akan bertambah seiring berlangsungnya proses evakuasi di wilayah Suriah dan Irak.

AS melakukan serangan balasan menggunakan pesawat tempur di lokasi sepanjang sekitar 130 kilometer dari kota Deir ez-Zor hingga perbatasan Suriah-Irak, melewati Al-Mayadeen.

Setidaknya 26 situs penting militan Iran menjadi sasaran di Suriah.

Jumlah tersebut termasuk dalam 85 sasaran di tujuh wilayah di Suriah dan Irak, yang menjadi sasaran AS terhadap militan pro-Iran.

Termasuk markas komando dan kontrol, pusat intelijen, roket dan rudal, lokasi penyimpanan drone, amunisi, serta fasilitas lain.

AS mengebom Kota Al-Mayadeen, situs-situs di lingkungan Al-Tammu dan pangkalan Ain Ali dekat Kastil Al-Rahba, Al-Shibli, lingkungan sekitar Al-Haidariyah, dan silo gandum.

Di Albukamal, dekat perbatasan Suriah-Irak, beberapa lokasi di Al-Hajjana dan Al-Hari juga menjadi sasaran.

Sementara itu di Kota Deir ez-Zor, AS menargetkan bekas Sekolah Tinggi Pendidikan di dekat radar, Pusat Medis Harabesh, Hawija Sakr, dan gudang Ayyash, dikutip dari Sky News.

Mengapa AS Serang Militan di Suriah dan Irak?

AS sebelumnya berjanji akan membalas serangan drone dari militan Perlawanan Islam di Irak yang menewaskan tiga tentara AS di Menara 22 di pangkalannya di Yordania pada Minggu (28/1/2024).

Mereka adalah Sersan William Jerome Rivers (46) dari Carrollton, Georgia; Spc Kennedy Ladon Sanders (24) dari Waycross, Georgia; Spc Breonna Alexsondria Moffett (23) dari Savannah, Georgia.

Baca juga: AS Mulai Lancarkan Serangan di Irak dan Suriah, 85 Sasaran jadi Target, Gedung Putih: Baru Awalan

Ketiganya ditugaskan ke Kompi Insinyur ke-718, Batalyon Insinyur ke-926, Brigade Insinyur ke-926, Fort Moore, Georgia.

Selain itu, 40 tentara AS terluka dalam serangan itu.

AS menuduh Iran mendalangi serangan militan terhadap tentaranya di Menara 22 di Yordania.

Iran menolak tuduhan AS dan mengatakan militan tersebut melakukan serangan atas keputusan mereka sendiri, dikutip dari Iran Intl.

Perlawanan Islam di Irak mengatakan serangan itu adalah protes terhadap AS yang merupakan sekutu utama Israel dalam melancarkan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Petinggi Militan Telah Dievakuasi

Sumber dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengungkapkan kebingungan besar di kalangan milisi pro-Iran.

Hal ini karena terbatasnya informasi intelijen tentang tempat yang diperkirakan akan menjadi sasaran AS dalam beberapa jam sebelum terjadi serangan itu.

Namun, mereka telah mengambil pencegahan untuk mengurangi jumlah korban dengan mengevakuasi petinggi mereka ke Damaskus dan Homs.

Petinggi militan lain yang berafiliasi dengan mereka juga diminta untuk tetap berada di rumah.

Sementara itu, militan itu tidak mempunyai rencana untuk menghadapi serangan AS jika serangan itu meluas.

Beberapa hari sebelum terjadi serangan balasan AS, militan pro-Iran sudah menghentikan aktivitas militer yang menargetkan pangkalan AS di Suriah.

Khususnya di lokasi Al-Bukamal, kawasan pertanian di Al-Mayadeen, dan kawasan pedesaan Palmyra, yang mencakup pasukan dari milisi Pasukan Mobilisasi Populer Irak.

Iran adalah negara yang memiliki kebijakan anti-Israel dan AS, serta mendukung Palestina dalam melawan Israel.

AS menempatkan tentaranya di perbatasan Suriah, Yordania, Irak untuk mempertahankan pengaruhnya dan mencegah meluasnya pengaruh Iran.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 27.131 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (2/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini