Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan konsekuensi dari perluasan serangan terhadap Rafah, dengan menyatakan bahwa "Sekitar 1 juta warga Palestina telah mengungsi secara bertahap ke perbatasan Mesir. Israel mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah zona aman, namun faktanya, apa yang kita lihat adalah bahwa wilayah tersebut adalah zona aman. pemboman yang berdampak pada penduduk sipil terus berlanjut, dan hal ini menciptakan situasi yang sangat mengerikan."
Prospek terjadinya perang darat di Rafah telah menimbulkan kekhawatiran tentang ke mana penduduk akan pergi mencari keselamatan. PBB baru-baru ini mengatakan kota ini menjadi "penyebab keputusasaan".
Serangan semacam itu dapat mendorong para pengungsi ke Mesir, yang menurut banyak pejabat Israel adalah tujuan mereka.
Sebagian besar masyarakat Israel mendukung pengusiran paksa 2,3 juta penduduk Gaza ke Mesir atau tempat lain. Mereka ingin Israel mencaplok Gaza dan membangun permukiman Yahudi di sana.
Seorang koresponden Al-Mayadeen melaporkan “gerakan pengungsian terbalik dari Rafah menuju wilayah tengah Jalur Gaza.”
Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 27.238 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 66.451 orang, dalam sebuah kampanye yang kini secara luas dipandang sebagai genosida.
(Sumber: The Cradle, WAFA)