Namun dilaporkan, Israel sudah berunding dengan Para pejabat Mesir dan berjanji kalau mereka akan terlebih dahulu mengizinkan orang-orang di Rafah untuk mengungsi kembali ke daerah-daerah yang sebelumnya mereka tinggalkan sebelum beroperasi di kota perbatasan.
Namun, kabar ini dibantah Mesir secara tegas menyatakan kalau situasi Rafah adalah garis merah masalah keamanan nasional mereka.
Baca juga: Ancaman Keras Mesir ke Israel Jika Berani Usir Warga Palestina ke Sinai, Sinyal Perang di Selatan?
Situasi di Rafah, Sinyal Perang Kairo-Tel Aviv
Perkemahan tenda telah bermunculan di sepanjang perbatasan dengan Mesir, kata orang-orang di sana.
Rafah sendiri kini memiliki populasi sekitar lima kali lipat dari biasanya.
Harga barang-barang di sana meroket dan penduduk mengatakan mereka harus berjuang setiap hari untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan dan air.
Namun para pejabat Israel berdalih mereka tidak dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat bulan dengan Hamas sebelum membongkar infrastruktur Hamas untuk menyelundupkan senjata melintasi perbatasan.
"Gagal melakukan hal ini berarti Hamas akan dapat mempersenjatai kembali dengan cepat," kata mereka.
Operasi semacam ini bisa menjadi tantangan perang yang paling menantang, baik secara strategis maupun geopolitik, dan penuh dengan tantangan taktis, politik, dan kemanusiaan.
Militer Israel harus beroperasi di kota kecil yang kini dipenuhi lebih dari satu juta pengungsi, banyak yang tinggal di tenda-tenda di jalanan.
Tantangan lainnya adalah membuka front pertempuran baru dengan Mesir di perbatasan Selatan saat eskalasi di perbatasan utara juga menunjukkan tanda-tanda perang dengan kelompok Hizbullah Lebanon.
Tak lama setelah Israel memberi tahu Mesir kalau mereka akan melancarkan operasi militer darat di Rafah, para pejabat Mesir memperingatkan, jika ada warga Palestina yang terpaksa menyeberang ke Semenanjung Sinai, perjanjian perdamaian yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara kedua belah pihak akan ditangguhkan.
Israel dalam beberapa pekan terakhir juga mendesak Mesir untuk menerima kehadiran militer Israel di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir dan mengizinkan personel Israel melakukan patroli di wilayah Mesir untuk memberantas penyelundupan senjata Hamas.
Mereka juga menuduh Kairo gagal mencegah Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza.
Mesir juga menolak tuduhan gagal mencegah penyelundupan senjata, serta usulan kehadiran Israel di perbatasannya sebagai pelanggaran kedaulatannya.