News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Menlu AS Datang, Israel Kirim Pasukan Darat Masuk Rafah, Perang Lawan Mesir Tak Terhindarkan?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan asap akibat pemboman Israel menutupi cakrawala Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 27 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.

“Harus ditekankan dengan tegas bahwa setiap tindakan Israel ke arah ini akan menimbulkan ancaman serius terhadap hubungan Mesir-Israel,” kata Diaa Rashwan, ketua Layanan Informasi Negara Mesir.

Langsung ke Rafah atau Balik ke Gaza Selatan dan Utara?

Para analis mengatakan serangan darat di Rafah sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena Israel masih terjebak di kota terbesar di Gaza selatan, Khan Younis, yang menjadi medan perang utama selama lebih dari dua bulan.

Para pejabat militer Israel mengatakan pasukan mereka telah mengambil sebagian besar wilayah tersebut, namun pertempuran sengit terus berlanjut di wilayah barat daya kota tersebut.

Lebih dari 27.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina, yang angkanya tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pihak berwenang Israel.

Israel juga kini menghadapi kebangkitan kembali Hamas di wilayah utara Gaza, tempat pasukan Israel dievakuasi setelah pertempuran panjang untuk merebut wilayah tersebut pada awal perang.

Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel terpaksa mengirim pasukan kembali ke wilayah tersebut untuk mendapatkan kembali kendali.

Terletak di perbatasan dengan Mesir, terowongan bawah tanah Rafah adalah rute utama untuk menyelundupkan senjata dan perlengkapan ke wilayah tersebut, kata para pejabat Israel.

Israel mengatakan, membangun kontrol yang lebih besar atas perbatasan adalah kunci untuk demiliterisasi Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza, dan para analis mengatakan rencana untuk membangun zona penyangga di sisi perbatasan Palestina masih terus berjalan.

“Tanpa menyelesaikan [operasi] di Rafah, mustahil membicarakan perubahan realitas di Gaza,” kata Michael Milshtein, mantan kepala urusan Palestina untuk intelijen militer Israel.

“Membiarkan Rafah menjadi gerbang terbuka antara dunia dan Gaza berarti Hamas akan segera memulai rekonstruksi kapasitas militernya,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini