Seruan dari PFLP ini seiring peningkatan serangan pemukim Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat.
Serangan-serangan dari pemukim Yahudi ini, termasuk blokade jalan, perampasan tanah, serangan terhadap rumah-rumah, dan penembakan terhadap warga Palestina.
Baca juga: Menhan Israel Sebut Gaza Bakal Mirip Tepi Barat, Tentara IDF Bebas Dar Der Dor Warga Palestina
Meningkatnya aksi represif dan kekerasan pemukim Yahudi ke warga Palestina di Tepi Barat ini terjadi bersamaan dengan bombardemen tanpa pandang bulu Israel di Jalur Gaza.
"PFLP menegaskan kalau tindakan ini (meningkatnya kekerasan di Tepi Barat berbarengan bombardemen Gaza) diatur oleh pejabat pendudukan dan tentara pendudukan (Israel)," tulis laporan Al Mayadeen mengutip pernyataan kelompok tersebut, Selasa.
PFLP lebih lanjut menekankan, di tengah kekacauan yang terjadi di Gaza, pasukan pendudukan Israel meningkatkan kekejaman mereka dan berkolaborasi dengan pemukim Yahudi untuk memadamkan potensi pemberontakan di Tepi Barat.
"Hal ini termasuk memperkuat permukiman, yang merupakan bagian integral dari agenda Israel di Palestina, yang berfungsi sebagai jalur kehidupan dan landasan bagi kebijakan dan kejahatan mereka terhadap penduduk Palestina," tulis pernyataan tersebut.
Baca juga: Intelijen Israel Cemas Hamas Meledak dan Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan
Seruan Persatuan Demi Bangkitkan Perlawanan di Tepi Barat
Takut Intifada Ketiga di Tepi Barat, Israel Pindahkan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti ke Sel Isolasi
Israel Pindahkan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti ke Penjara Lain, Dituduh akan Lakukan Pemberontakan
PFLP juga menekankan perlunya upaya terpadu (persatuan) di antara berbagai lapisan masyarakat Palestina di Tepi Barat – termasuk entitas akar rumput, nasional, dan resmi – untuk menghadapi pendudukan dan melawan kekejaman pemukim Yahudi.
Mereka menggarisbawahi pentingnya segera membentuk komite perlindungan rakyat untuk melindungi desa-desa dan kota-kota dari serangan pemukim.
Dalam pelaksanaannya, perlawanan Tepi Barat akan menyerang pusat-pusat Israel, mulai dari aspek ekonomi hingga militer, yang mereka diksikan sebagai 'Jantung Israel'.
"Sebagai kesimpulannya, gerakan ini menekankan untuk mengalihkan fokus perang ke jantung Israel, dimulai dengan operasi di Tepi Barat, dan akan memperluas cakupan perjuangan. Langkah strategis ini bertujuan untuk menguras sumber daya militer, ekonomi, dan kemanusiaan yang dimiliki entitas tersebut, memperburuk krisis eksistensial mereka dan memperparah krisis mendalam yang dipicu oleh Operasi Banjir Al-Aqsa," tulis laporan tersebut.
Baca juga: Habiskan Rp 915 T di Gaza Lawan Hamas, Israel Malah Bikin Brigade Jenin Makin Galak di Tepi Barat
Pernyataan tersebut mengklarifikasi, tujuan yang sangat penting dan mendesak dari bangkitnya perlawanan adalah untuk mengobarkan garis depan di Tepi Barat guna memperkuat perlawanan di Gaza, yang terus menimbulkan banyak korban manusia dan militer pada pasukan pendudukan.
Media Israel mengungkapkan keprihatinan besar mengenai eskalasi yang akan terjadi di Tepi Barat, dan memperingatkan potensi pecahnya kekerasan yang jauh melebihi apa pun yang terjadi sejak dimulainya perang di Gaza.
Perkembangan yang mengkhawatirkan ini menyusul peringatan dari pejabat militer Israel bahwa ketegangan di Tepi Barat mencapai titik kritis, dengan meningkatnya konfrontasi antara pejuang Perlawanan Palestina dan pasukan pendudukan Israel.