TRIBUNNEWS.com - Memasuki hari ke-137 perang melawan Israel, kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan para pejuangnya terlibat pertempuran sengit dengan pasukan Israel di selatan lingkungan Zaytoun di Kota Gaza, Selasa (20/2/2024).
Dalam momen itu, Al-Qassam mengungkapkan pejuangnya telah berhasil menargetkan dua tank Merkava milik Israel menggunakan rudal Al-Yassin 105.
Tak hanya itu, Al-Qassam juga melaporkan tengah memantau sejumlah pesawat Israel yang datang untuk mengangkut tentara korban tewas dan terluka, sebagaimana dilansir Palestine Chronicle.
Diketahui, media Palestina, WAFA, melaporkan pasukan Israel terus menyerang lingkungan Al-Zaytoun menggunakan rudal dan artileri, serta drone, hingga mengakibatkan warga sipil tewas dan terluka, pada Selasa.
Serangan itu membuat ribuan warga Palestina di Zaytoun, terpaksa mengungsi ke wilayah barat Kota Gaza, khususnya Rumah Sakit (RS) Al-Shifa dan lingkungan sekitar RS Al-Rimal.
Selain di Zaytoun, pesawat tempur, artileri, dan tank Israel dilaporkan menyerang lingkungan pemukiman di kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Serangan itu mengakibatkan enam warga sipil tewas dan 15 lainnya luka.
Di Rafah, Gaza selatan, pasukan Israel mengebom wilayah tengah dan barat kota tersebut, membuat pengungsi mengalami luka-luka.
Sementara, di Gaza tengah, pesawat Israel membom beberapa rumah di kamp Nuseirat, Bureij, dan Maghazi, serta Deir al-Balah.
Empat warga sipil tewas dan sepuluh lainnya terluka akibat serangan pasukan Israel tersebut.
Para warga di Nuseirat, Bureij, dan Maghazi, serta Deir al-Balah, dilaporkan dipindahkan ke RS Martir Al-Aqsa di pusat Jalur Gaza.
Baca juga: IDF Tarik Brigade 646 Terakhir dari Gaza, Ingin Selamatkan Ekonomi Israel yang Merosot
Serangan Israel juga berlangsung di kamp Nuseirat, Jalur Gaza Tengah; serta Al-Shaaf di timur Al-Shuja'iya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 29.092 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, dilansir Al Arabiya.
Sementara, 69.082 lainnya mengalami luka dan 7.000 orang belum ditemukan.
Ribuan orang hilang itu diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di Jalur Gaza.
Intelijen Militer Israel Akui Sulit Melawan Hamas
Sebelumnya, Divisi Intelijen Militer Israel, Aman, mengaku kesulitan melawan Hamas dalam perang di Gaza.
Ia mengatakan tentara Israel tidak akan bisa sepenuhnya menumpas Hamas.
Tak hanya itu, Aman juga menilai tujuan Israel membubarkan Hamas di masa depan sangat tidak realistis.
Media Israel, yang dikutip Palestine Chronicle, melaporkan sebuah dokumen yang disiapkan Departemen Penelitian Divisi Intelijen Militer.
Laporan itu mengungkapkan bahkan jika tentara Israel berhasil menghancurkan Hamas, Hamas akan bertahan sebagai "kelompok gerilya".
"Ada dukungan rakyat yang nyata untuk Hamas di Gaza, meskipun ada serangan darat Israel dan penargetan terhadap pejuang Brigade Al-Qassam," ungkap dokumen itu, yang diterbitkan oleh Channel 12 Israel.
Baca juga: Al-Qassam Kerja Sama dengan Mujahidin, Sukses Targetkan Pesawat Pengintai Israel Pakai Rudal SAM-7
Pemerintah pendudukan Israel mengumumkan pada awal agresi di Gaza, melenyapkan Hamas adalah salah satu tujuan utama mereka.
Tapi, para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel meragukan kemampuan tentara Zionis untuk melakukan hal itu.
Diketahui, pada 9 Februari 2023 lalu, New York Times melaporkan bahwa pejabat intelijen AS memberi tahu Kongres AS, Israel telah melemahkan kemampuan Hamas, namun "belum bisa menumpas" gerarakan itu.
"Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berbicara setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri, Antony Blinken."
"Netanyahu sekali lagi menekankan bahwa tujuannya adalah untuk menghancurkan Hamas," bunyi laporan tersebut.
Sementara itu, Senin lalu, Radio Tentara Israel mengatakan pasukan mereka masih jauh dari mencapai tujuan untuk menumpas Hamas.
Militer Israel memperkirakan akan butuh waktu satu hingga dua tahun untuk mencapai tujuan mereka.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)