News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bohong Lagi, Mengarang soal Jembatan Palsu dari UAE, demi Bisa Lanjutkan Genosida di Gaza

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambaran jembatan darat dari Abu Dhabi, UEA, menuju Haifa, Israel, yang dikarang rezim Netanyahu. Laporan Mondoweiss menemukan fakta bahwa Israel hanya mengarang soal perusahaan Puretreans dan jembatan darat dari UEA.

Investigasi juga mengungkap potensi manipulasi saham yang dilakukan Trucknet.

Dugaan berita mengenai perjanjian tersebut mendapat kecaman dari para aktivis pro-Palestina.

Klaim Trucknet itu kemudian dibumbui kebohongan Menteri Transportasi Israel, Miri Regev, yang mengaku membentuk tim yang bertujuan untuk memungkinkan pengangkutan barang melalui darat dari Abu Dhabi ke Israel, sehingga semakin meningkatkan ketegangan antar negara Arab.

Perusahaan 'Ghaib'

Penelusuran lebih dalam terhadap Puretrans, mengungkapkan bahwa perusahaan itu tidak ada sebelum klaim dari menteri Israel.

Penyelidikan terhadap situs web Puretrans yang dibuat "tergesa-gesa" mengungkapkan adanya hubungan dengan Israel.

Ditemukan bahwa situs web perusahaan induknya berasal dari Tel Aviv.

Secara kolektif, data yang ada mengenai Puretrans menunjukkan Israel telah memalsukan perusahaan tersebut.

Baca juga: Rasakan Dampak Boikot karena Dukung Israel, Unilever Sebut Penjualan di Indonesia Menurun

Pada saat yang sama, Israel membangun narasi yang berakar pada informasi yang sengaja menyesatkan.

Tujuannya tampaknya untuk menyampaikan gagasan yang salah, jembatan darat dari UEA yang melewati Yordania tidak hanya layak, tetapi juga sudah bisa dioperasikan.

Perlu dicatat, video yang menunjukkan truk-truk yang datang ke wilayah Israel dari Yordania tidak terkait dugaan jembatan tersebut.

Aksi itu sudah terjadi sejak 1994, setelah perjanjian normalisasi antara rezim Israel dan Yordania, seiring dengan perdagangan antara keduanya di wilayah tersebut di tahun 2021 mencapai 430 juta dolar AS.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini