Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa kesempatan menolak seruan kepada Otoritas Palestina di bawah kepemimpinan Abbas untuk mengambil kendali negara Palestina dan memerintah Gaza.
Diketahui, Hamas menggulingkan PA di Gaza pada tahun 2007 dan telah memerintah wilayah tersebut sejak saat itu.
Di sisi lain, Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, yang melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang saat ini.
Netanyahu menyerukan Israel untuk mempertahankan kontrol keamanan terbuka di wilayah tersebut setelah konflik, dengan pejabat Palestina bertanggung jawab atas urusan sipil.
Palestina telah menolak peran terbatas tersebut dan mengupayakan negara merdeka di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza yakni wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Abbas diperkirakan akan memilih Mohammad Mustafa, ketua Dana Investasi Palestina, sebagai perdana menteri berikutnya.
Mustafa adalah seorang ekonom lulusan AS yang pernah memegang posisi senior di Bank Dunia dan menjabat posisi senior di Otoritas Palestina.
Para pejabat Palestina mengatakan ia memiliki hubungan kerja yang baik dan telah terjalin lama dengan para pejabat Amerika.
Baca juga: Negara-Negara Arab dan Turki Desak ICJ Nyatakan Pendudukan Israel di Palestina Adalah Ilegal
Update Perang Israel-Hamas
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan dalam komentar singkatnya bahwa dia berharap “pada Senin depan kita akan melakukan gencatan senjata”.
Para dokter di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza merawat para korban di lantai setelah pasukan Israel menembaki orang-orang yang menunggu bantuan.
Hamas mengecam pemerintahan Biden karena membiarkan pengepungan Gaza dan mengatakan kelaparan di wilayah tersebut “adalah aib bagi umat manusia yang tidak akan dihapuskan oleh sejarah”.
Setidaknya 29.782 orang telah tewas dan 70.043 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel