TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 112 orang tewas dan 760 lainnya terluka akibat serangan terbaru Israel di Gaza pada Kamis (29/2/2024).
Serangan terbaru Israel ini menyasar warga yang tengah mengantre bantuan makanan di Jalan Al-Rashid, dekat Kota Gaza.
Awalnya, pasukan Israel tak mengakui mereka telah menyerang warga yang tengah mengantre bantuan makan tersebut.
Namun, pada akhirnya mereka buka suara terkait serangan yang menewaskan ratusan orang warga Palestina itu.
Pada awalnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis video drone yang memperlihatkan ribuan orang tengah mengantre bantuan makanan di Gaza utara.
Terlihat beberapa kendaraan berusaha melewati kerumunan warga yang tengah mengantre.
Dikutip dari Times of Israel, militer akhirnya mengakui bahwa tentara melepaskan tembakan ke beberapa warga Gaza yang bergerak ke arah tentara dan tank di pos pemeriksaan IDF.
Mereka beranggapan bahwa pergerakan warga Gaza itu membahayakan tentara setelah menyerbu truk terakhir dalam konvoi.
Berbicara kepada pers pada Kamis malam, Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa pasukan telah melepaskan tembakan peringatan dalam upaya untuk membubarkan massa warga Palestina.
“Pagi ini, IDF mengoordinasikan konvoi 38 truk untuk memberikan tambahan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza utara.”
“Bantuan kemanusiaan ini datang dari Mesir, melalui pemeriksaan keamanan di tempat penyeberangan kemanusiaan Kerem Shalom di Israel, dan kemudian masuk ke Gaza, untuk didistribusikan oleh kontraktor swasta,” kata Hagari.
Baca juga: Israel Bombardir Warga Gaza yang Antre Bantuan Makanan, 112 Orang Dinyatakan Tewas
“Saat pasokan kemanusiaan yang penting ini disalurkan ke warga Gaza yang membutuhkan, ribuan warga Gaza (bergegas) menggunakan truk, beberapa di antara mereka mulai dengan kasar mendorong dan menginjak-injak warga Gaza lainnya hingga tewas, serta menjarah pasokan kemanusiaan tersebut,” ungkapnya.
Hagari membantah pasukannya telah menembaki massa yang tengah berkerumun di sekitaran konvoi truk bantuan.
“Dalam video ini, tank-tank yang berada di sana untuk mengamankan konvoi melihat warga Gaza diinjak-injak dan dengan hati-hati mencoba membubarkan massa dengan beberapa tembakan peringatan,” katanya.
“Anda dapat melihat betapa berhati-hatinya mereka saat membuat cadangan. Mereka membuat cadangan dengan aman, mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, bukan menembaki massa,” lanjutnya.
Hagari pun lantas menegaskan bahwa pihaknya telah beroperasi dengan aturan keterlibatan dan hukum internasional.
“IDF berada di sana untuk melakukan operasi bantuan kemanusiaan, untuk mengamankan koridor kemanusiaan, dan memungkinkan konvoi bantuan mencapai titik distribusinya, sehingga bantuan kemanusiaan tersebut dapat menjangkau warga sipil Gaza di utara yang membutuhkan,” tegasnya.
AS Tuntut Israel Beri Jawaban
Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa insiden di Kota Gaza di mana puluhan warga Palestina terbunuh saat mereka mengerumuni konvoi truk bantuan “sangat mengkhawatirkan”.
Baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri menyatakan kengerian atas apa yang terjadi dan mengindikasikan bahwa mereka akan menuntut jawaban dari Israel.
“Peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Gedung Putih Olivia Dalton, dikutip dari Times of Israel.
Baca juga: Populer Internasional: Gaza Gembira Sambut Makanan dari Langit, Tentara Israel Peringatkan Netanyahu
“Peristiwa ini menggarisbawahi perlunya memperluas bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza,” ucapnya.
Juru bicara AS mengatakan serbuan bantuan menunjukkan situasi “sangat menyedihkan” di Gaza, di mana PBB telah memperingatkan risiko kelaparan.
“Masyarakat mengerumuni truk-truk ini karena lapar, butuh makanan, obat-obatan dan bantuan lainnya,” katanya.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan belasungkawa atas mereka yang tewas.
Miller mengatakan AS telah meminta Israel untuk memberikan jawaban dan memastikan bantuan yang aman.
Baca juga: Yahya Sinwar Kirim Pesan ke Rekannya di Qatar: Israel dalam Genggaman Hamas
“Kami telah menghubungi pemerintah Israel sejak pagi tadi dan memahami bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Kami akan memantau penyelidikan tersebut dengan cermat dan mendesak untuk mendapatkan jawaban,” katanya,
“Kami akan memastikan Israel untuk mengizinkan sebanyak mungkin titik akses, dan memungkinkan distribusi bantuan tersebut secara aman dan terjamin ke seluruh Gaza,” ucapnya.
Total Korban Tewas di Gaza Lampaui 30.000 Orang
Serangan Israel terhadap warga Gaza yang mengantre bantuan makanan ini telah menyebabkan total korban tewas menjadi lebih dari 30.000 orang sejak dimulainya perang.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan gencatan senjata di media sosial, dengan mengatakan “kekerasan dan penderitaan yang mengerikan” harus diakhiri.
Para pejabat dari badan-badan bantuan PBB menuduh Israel “secara sistematis” menghalangi bantuan untuk menjangkau warga Palestina yang putus asa di Gaza.
Baca juga: Daftar Kurma Israel yang Diboikot Masyarakat Dunia Menjelang Ramadan Ini
Militer Israel juga secara sistematis menyerang warga Palestina yang menunggu bantuan pangan yang tersedia.
Dikutip dari Al Jazeera, dari total korban tewas di Gaza tersebut, lebih dari 13.000 adalah anak-anak dan 8.800 perempuan.
Setidaknya 70.457 orang terluka, lebih dari 11.000 orang berada dalam kondisi kritis dan perlu dievakuasi.
(Tribunnews.com/Whiesa)