Tentara Israel Sudah Tangkap 7.305 Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem, Perlawanan Kian Gencar
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan sudah menangkap sebanyak 7.305 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023 di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Data itu dikeluarkan oleh Kementerian Urusan Tahanan dan organisasi Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina, Rabu (28/2/2024).
Baca juga: Brigjen IDF Ingatkan Netanyahu, Serbuan ke Rafah saat Ramadan Bisa Picu Perang di Yudea dan Samaria
Dalam pernyataan bersama, kedua institusi mengklarifikasi kalau angka-angka tersebut termasuk mereka yang ditangkap dari rumah mereka, di pos pemeriksaan militer, mereka yang menyerah di bawah tekanan, serta mereka yang disandera, Al-Ghad melaporkan.
Operasi penangkapan warga Palestina di Tepi Barat oleh IDF kian gencar seiring berlarutnya perang di Jalur Gaza melawan gerakan pembebasan Palestina, Hamas serta faksi-faksi perlawanan lainnya.
Baca juga: Ben-Gvir: Kami Akan Terus Persenjatai Sipil Pemukim Israel, Tak Ada yang Namanya Bangsa Palestina
Polisi Palestina Tembak Dua Pemukim Ilegal Israel
Operasi penangkapan oleh IDF ini yang makin gencar ini berbanding lurus dengan kian masif dan gencarnya serangan terhadap pemukim Israel di Tepi Barat.
Dalam sebuah insiden terbaru, Mohammed Manasra (31) seorang warga Palestina yang juga berprofesi sebagai polisi menembak mati dua warga Israel yang jadi pemukil ilegal Yahudi di Eli, dekat kota Nablus di Tepi Barat.
Dua pemukim ilegal itu tewas pada Kamis (29/2/2024) dalam operasi penembakan di sebuah pom bensin di pintu masuk pemukiman ilegal Yahudi Israel yang diduduki.
Mengutip layanan darurat Magen David Adom yang mengatakan bahwa keduanya (pemukim ilegal Yahudi) berada di dalam mobil.
Lantas Manasra menembak keduanya.
Dua pemukim ilegal itupun terluka parah, sebelum dinyatakan tewas beberapa saat kemudian.
Sumber-sumber Palestina membenarkan bahwa pria yang melakukan operasi tersebut adalah Mohammed Manasra, dari kamp pengungsi Qalandiya.
Mengutip Palestine Chronicle, Manasra dekat dengan gerakan Palestina Fatah dan menjabat sebagai petugas di kepolisian Palestina.
Usai menembak dua pemukim ilegal itu, Manasra pun ditembak dan dibunuh di tempat kejadian.