TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya Rusia secara terbuka memamerkan dan mendemonstrasikan proses perakitan drone tempur Shahed 136 Iran dengan nama 'Geran.'
Hal ini menandai pertama kalinya fasilitas produksi drone kamikaze semacam itu terungkap.
Drone kamikaze Shahed-136 Iran telah teruji dan banyak digunakan selama perang Rusia-Ukraina sejak tahun 2022 hingga saat ini.
Drone Shahed 136 atau Geran-2 dalam bahasa Rusia, adalah senjata drone dengan pendorong otonom. Pesawat ini dirancang dan diproduksi oleh HESA bekerja sama dengan Shahed Aviation Industries.
Mengutip Wikipedia, Shahed 136 dirancang untuk bisa menyerang sasaran darat dari jarak jauh. Drone ini bisa ditembakkan dalam jumlah banyak dari rak peluncuran. Rekaman publik pertama dari drone tersebut dirilis pada Desember 2021.
Drone Shahed 136 Bersayap Delta
Drone Shahed 136 memiliki bentuk sayap delta yang dipotong, dengan badan pesawat bagian tengah menyatu dengan sayap dan menstabilkan kemudi di ujungnya.
Bagian hidungnya berisi hulu ledak yang diperkirakan memiliki berat 30–50 kilogram.
Mesin pendorongnya ditempatkan di bagian belakang badan pesawat dan menggerakkan baling-baling pendorong sebanyak dua bilah.
Drone Shahed 136 memiliki panjang 3,5 meter dengan lebar sayap 2,5 meter serta mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 185 kilometer per jam dan bobot sekitar 200 kilogram.
Jangkauan terbangnya diperkirakan berada di kisaran 970–1.500 km hingga 2.000–2.500 km.
Baca juga: Pakai Drone Laut, Ukraina Serang Kapal Patroli Rusia di Dekat Krimea
Drone ini jug dikabarkan bisa mendukung opsi pengintaian udara meskipun tidak ada kamera yang tercatat di Geran-2 di versi Rusia-nya.
Sebuah laporan Inggris yang disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa versi Shahed 136 digunakan pada tahun 2023 untuk melawan kapal yang bergerak di Teluk Oman.
Mereka menyebut, drone ini dibekali sensor untuk mengunci target bergerak, dan kemungkinan komunikasi data sensor secara real-time. ke operator.