Menurut analis politik Hazem Ayyad, serangan kelompok tersebut di pelabuhan dan bandara Israel menunjukkan strategi baru perlawanan Irak.
Kataib Hizbullah sepertinya dengan menghentikan serangan langsung terhadap pangkalan militer pasukan AS, dan malah melakukan konfrontasi langsung dengan Israel.
Hal tersebut, kata Ayyad, kemungkinan besar karena keinginan untuk menetralisir AS dan menghindari bentrokan langsung.
Juga pada Rabu, kelompok Hizbullah Lebanon mengumumkan, pasukannya melakukan serangan pesawat tak berawak di Metulla di Israel utara.
“Apa yang sekilas tampak sebagai suatu kebetulan pada Selasa malam, terulang pada Rabu sore ini, dengan serangan rudal dari Lebanon selatan, bertepatan dengan serangan pesawat tak berawak Irak di Bandara Kiryat Shmona,” tambah Ayyad.
“Ini berarti memulai fase konfrontasi baru yang ditandai dengan koordinasi tinggi antara front [perlawanan], yang secara cepat berdampak pada perundingan gencatan senjata di Kairo, dengan mengkondisikan gencatan senjata di Lebanon selatan menjadi jeda di Jalur Gaza dalam perkataan dan perbuatan," ujar Ayyad menjelaskan pola serangan kelompok perlawanan lintas-teritorial tersebut.
Baca juga: Ekonomi Jebol, Kerugian Israel di Perang Gaza 6 Kali Lipat Lebih Besar Dibanding Perang Lebanon 2006
Israel Bisa Mundur 15 Tahun
Selama Israel melancarkan perang Gaza, milisi perlawanan Yaman dan Irak, berulangkali menyerang pelabuhan Haifa, dan situs-situs penting serta vital milik Israel.
Sebelumnya, Deputi Wali Kota Haifa, di Wilayah pendudukan, Nachshon Tzuk, mengatakan kalau serangan Hizbullah Lebanon, ke kota ini akan menyebabkan Israel, mundur 15 tahun ke belakang.
Nachshon Tzuk, Selasa (20/2/2024) memperingatkan serangan luas rudal ke kota ini, ke infrastruktur maritim, dan perdagangan Haifa, akan memukul mundur Israel, 15 tahun ke belakang.
Irak Putus Hubungan dengan AS
Setelah serangan AS menyerang Irak dan Suriah, Pemerintah Irak mengatakan sudah putus kontak dengan AS
Perdana Menteri Irak selama ini fokus pada upaya untuk mengamankan penarikan AS dari negaranya.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan pada 7 Februari kalau Baghdad tidak memiliki kontak dengan Washington sejak serangan udara AS yang menargetkan Irak dan Suriah pada awal Februari.
“Kami tidak memiliki kontak apa pun dengan Amerika setelah serangan baru-baru ini,” kata Sudani dalam komentarnya kepada Al-Arabiya dan Shafaq.
Perdana menteri menambahkan bahwa “formula” telah dicapai untuk meredakan ketegangan.
“Sebuah formula telah dicapai bagi faksi-faksi untuk menghentikan serangan mereka dengan imbalan menghentikan respons Amerika,” katanya.
Baca juga: Konflik Berkecamuk di Gaza, Utusan PBB untuk Irak: Timur Tengah Berada pada Titik Kritis
Beberapa faksi perlawanan Irak bersatu setelah dimulainya perang Hamas-Israel pada bulan Oktober, membentuk koalisi Perlawanan Islam di Irak (IRI). Sebagai solidaritas dengan Gaza dan penolakan terhadap dukungan AS untuk Israel, IRI memulai operasi hampir setiap hari terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah, serta sasaran-sasaran Israel.