Misalnya, beberapa komentator Barat telah mencatat masalah teknis yang mengganggu Su-57, salah satunya adalah ketidakmampuan Rusia memasang panel bodi pada jet tempur tersebut cukup dekat untuk mengurangi deteksi radar.
Mereka sering menegaskan kembali bahwa pesawat ini juga tidak memiliki mesin berkemampuan siluman.
Beberapa laporan juga mencatat bahwa Su-57 memiliki radar cross section (RCS) sekitar 5 meter persegi, yang 5.000 kali lebih besar dari F-22 Raptor dan hampir setara dengan F/A-18 Super Hornet generasi keempat.
Perlu diketahui, Jet Tempur Super Hornet F-18 tidak bersifat siluman.
Sementara, Veteran Angkatan Udara India dan Direktur Jenderal Pusat Studi Kekuatan Udara, New Delhi, Marsekal Udara (Purn Anil Chopra menilai absennya Su-57 dari pesawat tempur juga disebabkan oleh terbatasnya jumlah pesawat tersebut.
"Su-57 masih dalam tahap pengembangan. Informasi dari sumber OSINT (Open Source Intelligence) mengungkapkan bahwa mereka hanya memiliki 32 pesawat, 10 di antaranya telah dialokasikan untuk uji terbang. Jadi, mereka hanya memiliki satu skuadron jet Su-57.”
“Pesawat pertama dikirim pada tahun 2019 dan masih terus berkembang, sehingga Rusia mungkin berpikir terlalu dini untuk mengerahkan pesawat tersebut untuk melakukan serangan udara di Ukraina.”