Gedung tersebut sempat diduduki oleh pasukan Israel selama serangan darat mereka di Gaza dan digunakan sebagai markas.
Komandan yang memerintahkan pasukannya untuk meledakkan bangunan tersebut, kini mendapat hukuman.
Namun, hukuman yang ia dapatkan hanyalah berupa surat teguran.
Meski begitu, insiden ini disebut akan diselidiki secara menyeluruh.
Dilansir Haaretz, Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel Letjen Herzl Halevi telah mengeluarkan surat disiplin kepada Brigjen Jenderal Barak Hiram, komandan Divisi 99, karena memerintahkan pembongkaran kompleks universitas di selatan Kota Gaza itu tanpa izin yang sesuai.
“Runtuhnya bangunan tersebut dan proses persetujuan pembongkarannya akan diselidiki secara menyeluruh oleh komandan komando selatan dan disampaikan kepada kepala staf IDF,” kata Kantor Juru Bicara IDF.
“Meskipun penyelidikan mengungkapkan bahwa Hamas memanfaatkan bangunan tersebut dan sekitarnya untuk kegiatan militer melawan pasukan kami, pembongkaran tersebut terjadi tanpa izin yang diperlukan.”
Video Detik-detik Hancurnya Universitas Al-Israa Viral di Media Sosial
Rekaman detik-detik meledaknya Universitas Al-Israa viral di media sosial.
“Tentara Israel menduduki dan menggunakannya sebagai pangkalan militer untuk operasinya dan pusat penculikan warga sipil yang terisolasi dan menahan mereka untuk sementara waktu untuk diinterogasi,” tulis Universitas Al-Israa di halaman Facebook-nya pada 18 Januari 2024.
Universitas Birzeit di Tepi Barat yang diduduki, mengunggah video detik-detik meledaknya Al-Israa dan mengutuk “serangan brutal” tersebut.
Universitas Birzeit menegaskan kembali fakta bahwa kejahatan ini adalah bagian dari serangan gencar pendudukan Israel terhadap warga Palestina.
"Itu semua adalah bagian dari tujuan pendudukan Israel untuk membuat Gaza tidak dapat dihuni; kelanjutan dari genosida yang dilakukan di Jalur Gaza,” tulis universitas tersebut di akun X-nya.
Sementara itu, Universitas Birzeit menambahkan ledakkan itu juga menghancurkan sebuah museum yang didirikan oleh Universitas Al-Israa yang menyimpan lebih dari 3.000 artefak langka, dan dijarah oleh pasukan Israel.
Akademisi dan pengguna media sosial dari seluruh dunia menyerukan boikot akademis penuh terhadap Israel, dan menuduh Israel sengaja dan langsung menargetkan institusi pendidikan di Gaza, serta pusat kebudayaan.
Gaza memiliki tujuh universitas, tetapi kini semuanya hancur atau rusak parah.
(oln/*/Memo)