KAN mengindikasikan, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengusulkan agar Faraj mengelola Gaza untuk sementara setelah perang berakhir.
Saluran tersebut juga menyatakan, Israel sedang mempertimbangkan untuk menggunakan Faraj untuk membangun alternatif selain Hamas sehari setelah perang.
Namun, saluran tersebut mencatat kalau Israel lebih menyukai opsi dan pilihan untuk tidak tidak bergantung pada Otoritas Palestina dalam hal kebijakan perang.
Nama Faraj secara khusus diusulkan sebagai alternatif pengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Menurut laporan pers Israel, Faraj adalah tokoh keamanan paling berkuasa dan senior di PA.
Ia dianggap dekat dengan Abbas dan memiliki hubungan baik dengan pejabat senior keamanan Israel.
Dilaporkan, Faraj berkoordinasi atas nama pihak berwenang dengan Shin Bet dan CIA, serta badan intelijen Arab dan Barat.
Antek Israel Jadi Lawan Hamas
Sebelumnya, sebuah situs web yang terafiliasi kelompok milisi Palestina di Jalur Gaza, Hamas, pada Senin (11/3/2024), memperingatkan individu atau kelompok Palestina agar tidak bekerja sama dengan Israel.
Hamas mewanti-wanti siapapun warga ataupun kelompok Palestina yang mengikuti arahan Israel itu, akan dianggap sebagai kolaborator dan akan ditangani dengan tangan besi, kata situs keamanan Hamas Al-Majd, mengutip seorang pejabat keamanan di pasukan militan Palestina, menurut laporan Reuters.
Wacana pembentukan pasukan keamanan di Gaza Selatan yang dikomandani Otoritas Palestina jelas menimbulkan potensi perang saudara di antara Warga Palestina karena peringatan Hamas ini.
Baca juga: Pakar Militer: Internal IDF Hancur-hancuran, Salah Perhitungan Lawan Hamas dan Rakyat Gaza
Israel dilaporkan memang berniat mempersenjatai warga Palestina di Gaza untuk ditugaskan menjadi keamanan bagi konvoi bantuan yang masuk di tengah perang yang telah berlangsung selama lima bulan di Jalur Gaza.
Baca juga: Penampakan Bukti Peluru NATO di Tubuh Warga Palestina yang Dibantai Israel Saat Tunggu Bantuan
Startegi Pecah-Belah IDF
Peringatan Hamas itu muncul sebagai tanggapan terhadap laporan media Israel kalau pemerintah Israel sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai beberapa individu atau klan Palestina di Gaza untuk memberikan perlindungan keamanan bagi konvoi bantuan ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Wacana Israel itu sebagai bagian dari perencanaan yang lebih luas untuk pasokan kemanusiaan setelah pertempuran berakhir.
Kantor Perdana Menteri Israel menolak mengomentari laporan tersebut.