TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan telah memprediksi negaranya akan terseret-seret kasus terorisme di di Balai Kota Crocus dekat Moskow pada Jumat (21/3/2024).
Bahkan saking jengkelnya Zelensky terhadap tudingan Rusia, ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai 'bajingan' yang mencoba menyalahkan orang lain pada tragedi yang menewaskan setidaknya 133 orang tersebut.
"Apa yang terjadi kemarin di Moskow jelas merupakan sesuatu yang Putin dan bajingan lainnya coba salahkan pada orang lain. Mereka selalu memiliki metode yang sama. Ini telah terjadi sebelumnya. Ada rumah-rumah yang dibom, penembakan dan ledakan. Dan mereka selalu menyalahkan orang lain," k
Baca juga: Daftar 6 Serangan Teror di Moskow Rusia Sejak 1999
ata Zelensky pidato video Presiden Zelensky, Sabtu (23/3/2024) malam dikutip dari UKrainska Pravda.
Zelensky melanjutkan, bahwa Rusialah yang sebenarnya teroris telah menjadi negara agresor ke Ukraina dan menghancurkan Ukraina. Kini negaranya kembali disalahkan.
"Mereka telah membawa ratusan ribu teroris mereka ke sini, ke tanah Ukraina, untuk berperang melawan kami, dan mereka tidak peduli apa yang terjadi di negara mereka sendiri," ujarnya.
"Kemarin, semua ini terjadi, dan Putin yang bukan siapa-siapa, alih-alih berurusan dengan warga Rusia dan menyapa mereka, malah diam selama sehari. Ia memikirkan cara untuk menyeret Ukraina ke dalam masalah ini. Semuanya benar-benar dapat diprediksi."
Zelensky melanjutkan, ratusan ribu orang Rusia yang kini terbunuh di tanah Ukraina pasti cukup untuk menghentikan teroris mana pun.
"Dan jika orang-orang Rusia siap untuk mati diam-diam di dalam 'crocuses' dan tidak mengajukan pertanyaan apa pun kepada dinas khusus mereka, maka Putin akan mencoba untuk mengubah lebih dari satu situasi tersebut demi keuntungan kekuatan pribadinya ("crocuses" jelas merupakan referensi Zelenskyy untuk Balai Kota Crocus – red.)" urainya.
Insiden penembakan terjadi di konser band Piknik di Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, Oblast Moskow, pada malam tanggal 22 Maret. Data terakhir, 133 orang tewas dan 140 orang luka-luka.
Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) menyatakan, serangan teroris tersebut merupakan provokasi yang disengaja oleh rezim Putin yang telah diantisipasi oleh masyarakat internasional.
Mykhailo Podoliak, penasihat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, menyatakan bahwa Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan tersebut. Gedung Putih mengatakan tidak ada bukti keterlibatan Ukraina dalam serangan itu.
Namun pemimpin Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa "pintu belakang" telah disiapkan bagi para tersangka penyerangan untuk melintasi perbatasan dengan Ukraina.
Intelijen Pertahanan Ukraina menanggapinya dengan mengatakan bahwa klaim tersebut sama sekali tidak benar.
Rusia Today memberitakan bahwa Dinas Keamanan Rusia (FSB) menuding pelaku teror tersebut ada kaitannya dengan Ukraina.
FSB menyebut pelaku memiliki kontak dengan Ukraina dan negara ini siap menyeberangkan para pelaku ke Ukraina usai melakukan teror.
Sementara Amerika Serikat menyebut ISIS ada di belakang serangan tersebut. AS mengaku telah memperingatkan Rusia bakalan terjadi aksi teror tersebut.
ISIS menyebut serangan teroris di Balai Kota Crocus di Oblast Moskow sebagai "serangan paling brutal dalam beberapa tahun terakhir" dan memposting foto para teroris. Pakaian mereka mirip dengan tahanan yang fotonya diunggah FSB.