Harga Bahan Pokok di Gaza Naik 25 Kali Lipat, Sekantong Tepung Rp 6 Juta, Israel Larang UNRWA Beri Bantuan
TRIBUNNEWS.COM - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan harga pangan di Gaza meroket seiring dengan pesatnya tren kelaparan.
Lembaga PBB itu dalam pernyataan pers pada Selasa (26/3/2024) mengindikasikan kalau komoditas pokok di Gaza utara telah menjadi 25 kali lebih mahal dibandingkan sebelum perang.
UNRWA menyebut harga sekantong tepung seberat 25 kilogram di Gaza mencapai lebih dari 400 dolar AS atau setara Rp 6.332.400.
Baca juga: Mati-matian Bela Yahudi Ultra-ortodoks, Netanyahu Ancam Para Menteri Israel Soal RUU Haredi
Di sisi lain UNRWA, mengatakan Israel secara tegas melarang mereka memberikan bantuan di Gaza utara, Minggu (24/3/2024).
Padahal, warga Palestina tengah menghadapi ancaman kelaparan paling tinggi.
Gaza menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan akibat perang Israel melawan Hamas yang dimulai hampir enam bulan lalu, yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
“Meskipun tragedi ini terjadi di bawah pengawasan kami, Pemerintah Israel memberitahu PBB bahwa mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan UNRWA ke utara,” kata Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, Minggu, dilansir The Guardian.
“Ini keterlaluan dan disengaja untuk menghalangi bantuan penyelamatan nyawa selama bencana kelaparan akibat ulah manusia," jelasnya.
Penduduk Gaza Alami Kerawanan Pangan Akut
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, menyebut 100 persen penduduk Gaza mengalami kerawanan pangan akut.
Antony Blinken pun menggarisbawahi pentingnya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina.
"Seluruh penduduk Gaza mengalami kerawanan pangan akut pada tingkat yang parah,” kata Blinken, Selasa (19/3/2024), dikutip dari The Times of Israel.
“Menurut ukuran yang paling dihormati dalam hal ini, 100 persen populasi di Gaza berada pada tingkat kerawanan pangan akut yang parah."
"Ini pertama kalinya seluruh populasi diklasifikasi seperti ini,” papar Blinken.
Baca juga: Tiga Rumah Sakit Gaza, RS Al-Amal, Al-Nasser, Al-Shifa Diserang Secara Brutal oleh Tentara Israel
Sementara itu, pekan lalu, penilaian ketahanan pangan yang didukung PBB memperingatkan bahwa kelaparan diperkirakan akan melanda bagian utara Gaza pada bulan Mei, kecuali ada intervensi yang mendesak.
UNRWA disebut belum bisa mengirimkan makanan ke wilayah utara sejak 29 Januari 2024.
Kepala kantor koordinasi kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan UNRWA adalah jantung respons kemanusiaan di Gaza.
“Keputusan untuk memblokir konvoi makanan ke utara hanya membuat ribuan orang semakin dekat dengan kelaparan. Itu harus dicabut," tegasnya, Minggu.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menilai memblokir pengiriman bantuan UNRWA berarti menyangkal kemampuan orang-orang yang kelaparan untuk bertahan hidup.
Pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak diakhirinya 'mimpi buruk tanpa henti' yang dialami oleh 2,4 juta penduduk Gaza dalam perang terburuk yang pernah terjadi di wilayah tersebut.
Di sisi lain, Israel menuduh staf UNRWA ikut serta dalam serangan 7 Oktober dan menyebut lembaga tersebut sebagai “front untuk Hamas”.
(oln/khbrn/*)