“Gedungnya bersebelahan dengan kedutaan Iran,” kata sumber keamanan Suriah kepada The National.
Iman, warga kawasan Mezzeh tempat kedutaan Iran berada, mengatakan kepada The National bahwa ledakan yang menghancurkan konsulat itu begitu kuat hingga rumahnya, yang berjarak sekitar dua kilometer, berguncang akibat dampaknya.
Bertekad balas dendam
Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
“Serangan Israel terhadap konsulat Iran mencerminkan realitas entitas Zionis, yang tidak mengakui hukum internasional dan melakukan segala sesuatu yang tidak manusiawi untuk mencapai apa yang diinginkannya,” kata Akbari dalam sebuah pernyataan setelah serangan tersebut.
“Kami akan membalas pada waktu yang kami tentukan, dengan tindakan yang tepat terhadap agresi pengecut ini” tulisnya di X.
Berbicara kepada wartawan di depan kedutaan, menurut kantor berita Iran Isna, Akbari mengatakan pesawat tempur F-35 dengan enam rudal telah menyerang kompleks kedutaan.
“Saya sedang berada di tempat kerja saya di kedutaan, dan saya melihat dari kamar saya ada bangunan yang rusak,” ujarnya.
Akbari mengatakan dua penjaga keamanan tewas dalam serangan itu.
Ia menambahkan bahwa jumlah final korban tewas akan diumumkan setelah mayat-mayat itu ditemukan dari reruntuhan.
Zahedi memegang peranan penting
Sumber keamanan Suriah menyebut Mohammad Reza Zahedi sudah menjadi target serangan.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap Zahedi, dan Washington menuduhnya melakukan terorisme.
Zahedi memegang beberapa posisi senior di Pasukan Quds, termasuk sebelumnya memimpin pasukan darat kelompok tersebut.
Dia bertindak sebagai penghubung antara Teheran dan sekutunya, kelompok militan Lebanon Hizbullah dan badan intelijen Suriah.
Zahedi dilaporkan bertugas menjamin pasokan senjata Iran ke Hizbullah.