"Sudah ada keadaan siaga di kedutaan Israel sejak pecahnya perang (7 Oktober), namun setelah pembunuhan pejabat Iran di Damaskus (Mohammed Reza Zahedi), kewaspadaan di kedutaan Israel akan ditingkatkan," lapor Kan, Selasa (2/4/2024).
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengumumkan pada Senin pagi bahwa pemimpin Garda Revolusi, Mohammad Reza Zahedi, tewas akibat serangan Israel di gedung bagian konsuler di kedutaan Iran di Damaskus.
7 Anggota IRGC Tewas dalam Serangan Israel
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada Senin malam hari bahwa dua komandan militer dan lima perwiranya tewas dalam serangan itu.
"Serangan itu terjadi setelah kerugian yang tidak dapat diperbaiki yang diderita oleh entitas kriminal Zionis dalam menghadapi perlawanan dan ketabahan masyarakat Palestina di Jalur Gaza," kata IRGC, Senin malam.
3. Singgung Nasib Apes PM Israel, Pakar Ungkap Tujuan Netanyahu Lanjutkan Perang: Tunda Sidang & Pemilu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut memiliki agenda pribadi yang menjadi motif tindakannya di Jalur Gaza.
Pembebasan warga Israel yang disandera Hamas disebut bukan prioritas Netanyahu dalam perang di Gaza.
Menurut pakar antropologi Israel-Amerika Serikat (AS) bernama Jeff Halper, Netanyahu tak suka jika pemilu digelar di negara Zionis itu.
“[Netanyahu] punya satu agenda pribadi karena makin lama perang berlanjut, tidak akan ada pemilu,” kata Halper pada hari Senin, (1/4/2024), dikutip dari Sputnik News.
Halper juga menyinggung nasib sial yang dialami oleh perdana menteri sayap kanan ekstrem itu.
Baca juga: Genosida Israel di Gaza Jalan Terus, Palestina Desak Liga Arab Gelar Sidang Luar Biasa
“Dia sangat tidak populer. Dia sedang diadili, dia punya tiga persidangan yang sedang bergulir, dan dia bisa bisa menunda, menunda, menunda segalanya sepanjang perang berlanjut,” kata dia menjelaskan.
Halper menyebut militer Israel memang memiliki agenda melenyapkan Hamas. Namun, Israel belum tentu punya agenda membebaskan para sandera.