TRIBUNNEWS.COM - Pada masa damai, jalanan di Gaza biasanya ramai saat Idul Fitri, diiringi suara takbir saat masyarakat bersiap menyambut Idul Fitri, mengutip The National.
Tahun ini tradisi tersebut tidak akan ada lagi.
Di Kota Gaza, Pasar Al Remal dan Al Saha dulunya sangat ramai.
Pasar itu dipenuhi kerumunan orang yang membeli pakaian baru untuk anak-anak mereka, serta cokelat dan kue Idul Fitri.
Saat ini kedua pasar tersebut benar-benar hancur, jalan-jalan ditutup dan toko-toko masih tutup.
Tidak ada seorang pun yang mau membeli.
Karena hanya sedikit orang yang berani keluar dari rumah mereka, itu pun untuk tugas berbahaya mencari pengiriman bantuan.
“Idul Fitri adalah tentang anak-anak, dan Gaza telah kehilangan lebih dari 5.000 anak,” kata Mona Yousef, 50 tahun, kepada The National.
"Bagaimana kita bisa merayakan Idul Fitri?"
"Bahkan jika tentara Israel mundur dari kota, hati kami dipenuhi kesedihan dan keputusasaan."
Yousef telah tinggal di rumah temannya di lingkungan Al Nasser di Kota Gaza sejak rumahnya di Tal Al Hawa, Gaza selatan, dihancurkan.
Baca juga: Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri 1445 H Jatuh pada Rabu, 10 April 2024
“Saya merasa cucu saya, yang seharusnya berusia 10 tahun, kini sudah berusia 15 tahun."
"Dia bertanya kepada saya apakah anak-anak di negara Arab lainnya merasakan hal yang sama dengan kami,” tambahnya.
“Ada kesedihan dan keputusasaan di wajah masyarakat, dan mereka lebih banyak diam,” lanjutnya.