Penutupan itu dilakukan bertepatan dengan serangan Iran ke Israel.
Adapun Iran sering menghadapi sanksi internasional, khususnya dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat terkait kepemilikan fasilitas nuklir.
Standar Ganda Barat
Sejumlah analis geopolitik menyebut, Iran akan menghadapi sanksi lebih besar dari negara-negara AS dan sekutu Baratnya karena serangan mereka ke Israel.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan secara terbuka mengkritik AS dan negara Barat karena menerapkan standar ganda terhadap Iran.
AS dan sebagian besar negara Barat dinilai menutup mata terhadap agresi Israel terhadap konsulat Iran di Suriah, yang juga mengakibatkan tewasnya tujuh pejabat senior IRGC, termasuk komandan Pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon.
Negara-negara besar di dunia, termasuk Perancis, Jerman, dan Inggris menolak untuk mengutuk serangan tersebut dalam sidang Dewan Keamanan PBB (DK PBB), meskipun hal tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa dan daftar panjang hukum internasional.
"Menyusul tanggapan militer Iran baru-baru ini, yang menargetkan pangkalan militer Israel di wilayah pendudukan Palestina yang digunakan untuk menyerang konsulat, negara-negara Barat melancarkan kampanye melawan Teheran. Mereka mengumumkan bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi komprehensif baru terhadap Republik Iran," tulis Al-Mayadeen.