Israel yang sejauh ini tampaknya hanya membalas dengan serangan diplomatik, tidak mengesampingkan adanya tanggapan.
Namun, para pemimpin dunia terus mendesak agar mereka menahan diri, dalam upaya mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
“Bagi kami, penting bahwa momen ini juga digunakan untuk deeskalasi lebih lanjut dan Israel juga menggunakan keberhasilan ini untuk memperkuat posisinya di seluruh kawasan dan tidak membalas dengan serangan besar-besaran,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz, Rabu, dilansir BBC.
Sementara itu, Israel telah meminta sekutu-sekutunya untuk memberikan sanksi terhadap program rudal Teheran dan agar Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) – kekuatan militer dan politik utama di Iran – ditetapkan sebagai organisasi teroris, sesuatu yang telah dilakukan AS namun UE dan Inggris belum melakukannya.
UE telah menerapkan serangkaian tindakan yang menargetkan Iran atas pelanggaran hak asasi manusia, aktivitas proliferasi nuklir, dan dukungan militernya terhadap Rusia.
Baca juga: Sanksi Baru ke Iran Cermin Hipokrisi Barat, Tidak Akan Berdampak Banyak
Berbicara tentang kemungkinan sanksi lebih lanjut, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, semua opsi untuk mengganggu pendanaan terhadap Iran terus dipertimbangkan.
Dia juga memberi isyarat bahwa ekspor minyak Iran bisa menjadi “wilayah yang mungkin” menjadi sasaran Washington.
"Jelas, Iran terus mengekspor sejumlah minyak. Mungkin ada lebih banyak lagi yang bisa kami lakukan," katanya.
Dalam pernyataan selanjutnya, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, program rudal dan drone Iran serta IRGC dan kementerian pertahanan Iran juga akan tercakup.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Iran Vs Israel