Salah satu negara yang paling mendukung empat hari kerja dalam seminggu adalah Islandia.
Islandia melakukan salah satu eksperimen terbesar dengan 4 hari kerja dalam seminggu dari tahun 2015 hingga 2019.
Tidak ada pengurangan gaji untuk sekitar 2.500 peserta dalam uji coba tersebut.
Eksperimen tersebut terbukti sukses besar dan menyebabkan perubahan besar dalam jam kerja reguler Islandia; 90 persen populasi sekarang bekerja dengan jam kerja lebih sedikit atau adanya modifikasi pekerjaan lainnya.
Sebuah penelitian di Islandia yang melibatkan 2.500 pekerja, atau lebih dari 1 persen angkatan kerja, menyelidiki dampak pengurangan hari kerja terhadap produktivitas dan kebahagiaan karyawan.
Uji coba tersebut mencakup berbagai lingkungan kerja, termasuk organisasi layanan sosial, kantor, dan rumah sakit.
Inggris
Pada tahun 2022, Inggris menjalani eksperimen transformatif dengan menerapkan empat hari kerja dalam seminggu.
Uji coba terobosan ini melibatkan partisipasi 61 perusahaan dan lebih dari 300 karyawan, sehingga menghasilkan rekor inisiatif berskala terbesar.
Selama uji coba, peserta mematuhi kerangka hukum yang ada, yang membatasi jam kerja mingguan maksimum sebanyak 48 jam.
Hasil penting dari upaya perintis ini terungkap dalam laporan Bloomberg, yang menunjukkan penurunan cuti sakit sebesar 65 persen di seluruh perusahaan yang berpartisipasi.
Pergeseran besar ini tidak hanya menunjukkan kelayakan jadwal kerja yang padat namun juga mengisyaratkan potensi dampak positif terhadap kesejahteraan tenaga kerja secara keseluruhan.
UEA
UEA beralih dari lima hari kerja menjadi empat setengah hari dalam seminggu, yang berlaku efektif pada 1 Januari 2022.