Kiev diklaim kehilangan hingga 50 tentara, sebuah kendaraan tempur infanteri mekanis, dua mobil, sebuah howitzer M777 155mm dan dua senjata 105mm M119 produksi AS, dua howitzer Msta-B 152mm, sistem artileri self-propelled Akatsiya 152mm, dan sebuah Gvozdika self 122mm.
Di wilayah tersebut, Moskow juga mengklaim telah menghancurkan sistem artileri berpeluncur, empat howitzer D-30 122mm, senjata anti-tank Rapira 100mm, peluncur roket ganda Grad, serta stasiun radar anti-baterai AN/TPQ-50 buatan AS.
Ukraina Tembak 5 Drone Shahed
Sementara media Ukraina, Strana, memberitakan Kiev berhasil menjatuhkan lima dari tujuh drone Shahed yang ditembakkan Rusia di wilayah Odessa pada tadi malam.
Selain Shahed, tiga rudal yaitu misil anti-pesawat S-300/S-40 dari wilayah pendudukan Oblast Donetsk pada malam tanggal 21-22 April.
"Sebagai hasil dari upaya pertahanan udara, unit kelompok penembakan bergerak dari Angkatan Pertahanan Ukraina menghancurkan lima UAV serang di malam hari dan UAV strategis dan taktis Orlan-10 sekitar pukul 07:00," klaim Angkatan Udara Ukraina di Telegram.
Belum Terlambat
Sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa paket bantuan militer untuk Ukraina yang baru disetujui parlemen AS belum terlambat.
Meski demikian, karena proses persetujuannya berlarut-larut, maka penundaan tersebut mempunyai konsekuensi yang nyata.
Hal itu karena Ukraina telah mencapai kondisi yang sulit di mana tentara pendudukan Rusia sudah ada di mana-mana dengan persenjataan yang lebih unggul.
“Ukraina kini telah kalah dalam persenjataan selama berbulan-bulan. Rusia mempunyai lebih banyak amunisi, dan Ukraina terpaksa menjatah amunisi mereka. Namun belum terlambat. Ukraina telah menunjukkan kekuatan yang luar biasa, keterampilan dalam membela negara mereka," kata Stoltenberg dikutip dari Pravda.
Sedangkan Institute for the Study of War (ISW) menilai Angkatan Pertahanan Ukraina akan mampu menghentikan serangan Rusia jika AS memberikan bantuan dengan cepat.
Para pakar ISW menilai pasukan Ukraina mungkin akan menghadapi kesulitan tambahan dalam beberapa minggu mendatang karena mereka menunggu bantuan keamanan AS untuk menstabilkan situasi di medan perang.
Sedangkan prajurit Rusia diprediksi akan lebih mengintensifkan aktivitas ofensif dan serangan rudal serta pesawat tak berawak mereka sebelum kedatangan bantuan militer AS "untuk mengeksploitasi keterbatasan material Ukraina".