TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan berhasil merampas versi terkuat tank Leopard 2 buatan Jerman yang dikirim ke medan tempur Ukraina.
Leopard itu berjenis 2A6 dan hanya kalah kuat jika dibandingkan dengan versi yang lebih mutakhir, yakni 2A7.
Tank tersebut dirampas saat pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina. Ini adalah pertama kalinya 2A6 jatuh ke tangan Rusia.
"Video yang dirilis tanggal 21 April mengonfirmasi bahwa satuan pasukan darat merampas sebuah tank Leopard 2A6 saat pertempuran dengan pasukan Ukraina. Di antara tank-tank Eropa, kemampuan tank 2A6 hanya dikalahkan oleh sejumlah kecil Leopard 2A7 yang mulai digunakan pada akhir tahun 2010-an," demikian laporan Military Watch Magazine dikutip Sputnik News.
Laporan itu juga menyebutkan ada banyak tank Leopard 2 yang hancur sejak pasukan Ukraina berusaha melancarkan serangan balik terhadap pasukan Rusia pada bulan Juni 2023.
Sebelumnya, Sputnik merilis rekaman yang memperlihatkan evakuasi tank yang dirampas itu.
Tank itu dievakuasi dari medan tempur di area pedesaan dan berada dalam kondisi relatif tidak rusak.
Foreign Affair menyebutkan bahwa Leopard terbukti sangat rentan di medan perang Ukraina.
"Sebanyak kurang dari 100 Leopard 2 yang digunakan Ukraina, setidaknya ada 26 yang dihancurkan, yang lainnya tidak bisa digunakan karena permasalahan perbaikan dan perawatan," demikian laporan Foreign Affair.
Adapun pada hari Senin lalu seorang tentara Rusia bernama Sergey Lazarenko merinci serangan terhadap satu tank Leopard.
Lazarenko mengklaim tank itu dihantam dengan tembakan howitzer Msta-SM2 setelah keberadaannya diketahui oleh pesawat nirawak berjenis Orlan.
Baca juga: Berharga Selangit, 7 Senjata Canggih NATO Luluh Lantak Jadi Bulan-bulanan Rusia di Ukraina
Tank buatan Jerman itu kemudian terbakar. Awalnya Lazarenko tak percaya bahwa dia telah berhasil menghancurkan kendaraan lapis baja tersebut.
Namun, dia kemudian melihat rekaman hancurnya tank itu dengan matanya sendiri. Lazarenko pun mengaku sangat girang.
"Saat itu saya merasa puas karena kami tidak sia-sia dalam pekerjaan kami, dan tank musuh berkurang satu, akan jauh lebih mudah bagi infantri kami untuk melakukan tugas mereka," kata tentara Rusia lain yang bernama Nikolai Polyakov.