Intelijen Israel: Pemimpin Hamas ke Luar Terowongan Melenggang di Jalanan Gaza, IDF Gagal Total
TRIBUNNEWS.COM - Setelah mengumbar keganasan selama lebih dari 201 hari Perang Gaza atas dalih demi menumpas Hamas, militer Israel (IDF) kembali mendapatkan tamparan keras.
Hal itu merujuk pada informasi dari sumber intelijen Israel yang mengonfirmasi kebenaran kabar kalau pemimpin Hamas Yahya Sinwar ke luar dari terowongan dan turun ke jalan Gaza.
Baca juga: Israel Teliti Cara Berpikir Yahya Sinwar Pakai Kecerdasaan Buatan: Keputusan Pentolan Hamas Rasional
Yahya Sinwar, adalah target nomor satu Israel.
Beberapa waktu belakangan, muncul video yang menunjukkan Yahya Sinwar bisa berjalan bebas di jalanan Gaza, lokasi bombardemen Israel yang mengerahkan ribuan tentara mereka di sana.
Kenyataan kalau dia bisa melenggang di jalanan Gaza mengindikasikan kegagalan Israel dalam operasi tempur apa pun yang diumumkan dalam operasi militer di Gaza.
Asosiasi Keluarga Tahanan Israel mengatakan bahwa, bisa munculnya Yahya Sinwar ke lokasi publik, merupakan gambaran kegagalan militer Israel.
"Keluarnya Sinwar dari dalam terowongan, tempat para tahanan Israel tinggal, adalah gambaran kegagalan Israel, baik itu difilmkan atau tidak," tulis pernyataan asosiasi tersebut dilansir Khaberni, Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Mundur Tanpa Hasil, Ini yang Bikin Tentara Israel Gagal di Khan Yunis, Mati Kutu di Perang Kota
Diburu, Hidup atau Mati
Mengenai betapa pentingnya Israel menangkap pentolan Hamas ini, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan kalau pemimpin gerakan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, harus ditangkap “hidup atau mati” untuk dapat membebaskan para tahanan Israel.
Menurut laporan Jerusalem Post, hal ini dia sampaikan dalam pidato Presiden Israel saat pembukaan pusat akademik di Yerusalem, pada Selasa (26/3/2024).
Herzog menambahkan: "Sebenarnya segala sesuatu dimulai dan diakhiri dengan Yahya Sinwar."
Baca juga: Eks-Pejabat Mossad: Yahya Sinwar Permalukan Israel di Depan Mata Dunia, Dia Cekik Leher Kami
Dia melanjutkan, Yahya Sinwar merupakan otak serangan lintas-perbatasan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Dialah yang mengambil keputusan agar Hamas menyerang pada tanggal 7 Oktober, dan berupaya untuk meningkatkan situasi regional dan menabur perselisihan antara kami (Israel) dan negara-negara lain di dunia," kata Herzog.
Dia juga menyinggung soal resolusi dewan keamanan PBB yang memerintahkan gencatan senjata segera di Gaza.