TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, memuji serangan balasan yang diluncurkan Iran terhadap Israel pada 13/14 April lalu.
Abu Obeida atau Abu Ubaida, memberikan pernyataan pada hari Selasa (23/4/2024), bertepatan dengan 200 hari perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
“Respons Iran berdasarkan ukuran dan sifatnya, menetapkan peraturan baru dan mengganggu perhitungan pasukan pendudukan Israel,” ujar Abu Obeida, dikutip dari PressTV.
Ia menyerukan masyarakat Palestina untuk meningkatkan gerakan dukungan mereka terhadap pasukan perlawanan.
Abu Obeida juga mengecam klaim rezim Israel bahwa pasukannya telah melenyapkan semua faksi perlawanan.
Ia menekankan rezim Israel tidak mampu, dalam 200 hari, untuk mencapai apapun selain pembantaian massal, penghancuran, dan pembunuhan.
Ia mengatakan "rezim penjahat" berusaha memperbaiki citranya, namun mereka tidak akan mencapai apa-apa selain penghinaan dan masih terjebak dalam rawa di Jalur Gaza.
Abu Obeida menekankan setelah 200 hari, pasukan perlawanannya tetap kuat dan kokoh seperti gunung.
Ia bersumpah bahwa perlawanan akan melanjutkan perjuangannya melawan Israel.
“Serangan dan perlawanan kami akan terus berlanjut selama agresi pendudukan atau kehadirannya terus berlanjut di wilayah kami.”
“Kami tidak akan melepaskan hak-hak dasar rakyat kami, terutama penarikan pasukan Israel, pencabutan pengepungan, dan pemulangan pengungsi ke rumah mereka,” katanya.
Baca juga: Tentara Israel Segera Lakukan Invasi Darat di Rafah, 1 Juta Warga Palestina Disuruh Mengungsi
34.000 orang terbunuh
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 34.183 orang tewas dan 77.084 luka-luka dalam serangan Israel.
Sekitar 72 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak, menurut informasi terkini dari Kantor Media Pemerintah Gaza pada hari Selasa (23/4/2024).
Pada hari Senin, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan seorang anak di Gaza terbunuh atau terluka setiap 10 menit.