Dikutip dari Sputnik News, berikut tiga gelombang serangan Iran ke Israel.
Gelombang Pertama
Serangan Iran ke Israel dimulai dengan pesawat nirawak kamikaze berjenis Shahed-136 yang terbang menuju target dengan kecepatan sekitar 185 km per jam.
Pesawat itu memiliki suara berisik dan mudah dideteksi lantaran mesinnya penggeraknya yang sederhana.
Adapun pesawat yang lebih canggih, yakni Shahed-238, masih disimpan alias belum digunakan.
Tasnim membantah kabar di beberapa media bahwa Shahed-238 sudah dikerahkan.
Kecepatan Shahed-238 dilaporkan mencapai setidaknya 500 km per jam, bahkan beberapa sumber mengklaim bisa mencapai 800 km per jam.
Baca juga: Bisa Bikin Israel Cemas, Iran Belum Mainkan Kartu As, Masih Sembunyikan Rudal & Drone Tercanggihnya
Pesawat itu memiliki lapisan yang mungkin bisa menyerap sinyal radar.
Gelombang pertama serangan Iran ditujukan untuk mengganggu Israel dan pasukan sekutunya.
Serangan itu memaksa mereka untuk mencari dan menargetkan Shahed-136, dan bukannya langsung melancarkan serangan balik ke Iran.
Gelombang Kedua
Setelah mengirimkan pesawat nirawak, IRGC melancarkan serangan gelombang kedua.
Iran menembakkan rudal jelajah jarak jauh berjenis Paveh yang memiliki sayap yang bisa dibuka dan ditutup.
Paveh memiliki kemampuan mengubah lintasan dan target di tengah penerbangannya.
Rudal tersebut diluncurkan dari truk dan memiliki mesin turbojet yang bisa membawanya hingga jangkauan lebih dari 1.000 km. Beberapa sumber bahkan menyebutnya sampai 1.650 km.
Sementara itu, kecepatannya mencapai antara 700 hingg 900 km per jam.