Para pejabat Mesir mengatakan, pertempuran di Rafah diperkirakan akan berlangsung setidaknya enam minggu, meski waktu operasinya masih belum pasti.
Seorang pejabat keamanan Israel yang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan, IDF akan memiliki rencana operasional yang sangat ketat karena sangat kompleks di sana.
“Ada respons kemanusiaan yang terjadi pada saat yang sama,” jelas pejabat itu.
Sebagai informasi, penembakan dan pemboman baru di Gaza utara terjadi hampir empat bulan setelah tentara Israel mengumumkan pihaknya menarik pasukan di sana, dengan mengatakan Hamas tidak lagi menguasai wilayah tersebut.
Pada April ini, Israel juga menarik sebagian besar pasukannya di Gaza selatan.
Namun, upaya untuk mencapai gencatan senjata telah gagal, dan pemboman serta serangan Israel terhadap wilayah di mana pasukannya telah ditarik membuat sulit bagi pengungsi Gaza untuk kembali ke rumah-rumah yang ditinggalkan.
Pemboman pada hari Selasa terjadi setelah peringatan roket masuk terdengar di dua kota perbatasan selatan Israel, meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Baca juga: Citra Satelit, Israel Dirikan Ribuan Tenda di Tengah Gaza, Tentara Israel Bersiap Invasi ke Rafah
Hamas mengatakan Israel hanya mencapai “penghinaan dan kekalahan” dengan serangannya.
Berbicara dalam video yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera, Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, menyerukan peningkatan konflik di semua lini.
Abu Ubaida juga memuji Iran atas serangan langsung pertamanya terhadap Israel pada awal bulan ini.
Dia juga mengatakan, Hamas tetap berpegang pada tuntutannya dalam perundingan gencatan senjata agar Israel mengakhiri perangnya secara permanen, menarik semua pasukannya dari Gaza, dan mengizinkan para pengungsi untuk kembali ke utara.
Sementara, Israel menolak gencatan senjata permanen, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel