TRIBUNNEWS.COM - Kuburan massal telah ditemukan di dua rumah sakit di Gaza.
Pertama, kuburan massal ditemukan di Rumah Sakit al-Shifa setelah pengepungan dua minggu.
Kemudian yang terbaru, kuburan massal ditemukan di dalam Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza pada Sabtu (20/4/2024).
Akibat ditemukan kuburan massal di dua rumah sakit ini, Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk merasa ngeri dengan kejadian ini.
Ia pun menyerukan untuk dilakukan penyelidikan yang independen dan transparan atas penemuan itu.
"Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum humaniter internasional," kata Turk, dikutip dari AP News.
"Dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang hors de Combat (tidak mampu terlibat dalam pertempuran) adalah kejahatan perang," lanjutnya.
Sementara itu, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel pada hari Selasa menyebut laporan kuburan massal di rumah sakit “sangat meresahkan”.
Patel mengatakan para pejabat AS telah meminta informasi kepada pemerintah Israel.
Militer Israel mengatakan pasukannya menggali kuburan warga Palestina sebelumnya sebagai bagian dari pencarian sisa-sisa sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober.
Militer mengatakan jenazah diperiksa dengan hormat dan jenazah yang bukan sandera Israel dikembalikan ke tempatnya.
Baca juga: Hasil Analisa Citra Satelit Tunjukkan Israel Tempatkan 120 Kendaraan Militer di Perbatasan Gaza
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh atau menahan ratusan militan yang berlindung di dalam dua kompleks rumah sakit tersebut, klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.
Pertahanan sipil Palestina di Jalur Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menemukan 283 jenazah dari kuburan sementara di dalam rumah sakit utama di Khan Younis.
Pada saat itu, masyarakat tidak dapat menguburkan jenazah di kuburan dan menggali kuburan di halaman rumah sakit, kata kelompok tersebut.