Ini menyebabkan banyak warga yang khawatir dengan kondisi Haiti saat ini dan masa depan.
Sementara itu, setelah Henry resmi mengundurkan diri, membuka jalan bagi dewan transisi untuk memimpin Haiti.
Al Jazeera melaporkan, dewan transisi secara resmi dilantik pada hari Kamis (25/4/2024).
Pelantikan ini bertepatan dengan dirilisnya surat pengunduran Henry.
Kabinet yang akan keluar mengatakan bahwa, sambil menunggu pembentukan pemerintahan baru, Menteri Ekonomi, Michel Patrick Boisvert, telah ditunjuk sebagai perdana menteri sementara.
Dewan transisi ini beranggotakan sembilan orang.
Tujuh di antaranya akan mempunyai hak suara yang diharapkan dapat membantu menetapkan agenda kabinet baru.
Pemerintah juga akan menunjuk komisi pemilu sementara, yang akan diperlukan sebelum pemilu yang direncanakan pada tahun 2026 dapat dilaksanakan.
Mereka juga akan membentuk dewan keamanan nasional.
Komunitas internasional telah mendesak dewan tersebut untuk memprioritaskan ketidakamanan yang meluas di Haiti.
Dewan tersebut akan berusaha memulihkan ketertiban dan pemerintahan demokratis di Haiti, dan didukung oleh negara-negara Karibia lainnya dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, aiansi geng-geng bersenjata di Haite telah memulai serangan terkoordinasi di ibu kota Port-au=Prince pada akhir Februari 2024.
Geng-geng telah menguasai 80 persen Port-au-Prince.
Kekerasan di ibu kota ini telah menyebabkan warga yang meninggal bertambah 50 persen pada tahun ini.
Menurut PBB, sekitar 360.000 warga Haiti masih menjadi pengungsi internal.
Kekerasan geng ini memaksa 95.000 orang meninggalkan ibu kota.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait PM Ariel Henry dan Haiti