“'Putra-putra kami digunakan sebagai donor organ secara paksa,' kata kerabat Khaled dari Nablus kepada saya, begitu pula ibu Raed dari Jenin serta paman Machmod dan Nafes dari Gaza, yang semuanya telah menghilang selama beberapa hari dan kembali pada malam hari, dalam keadaan meninggal dan diotopsi," tulis Donald Bostrom, penulis laporan tersebut.
Bostrom juga mengutip insiden dugaan pencurian organ tubuh selama intifada Palestina pertama pada tahun 1992.
Ia mengatakan bahwa tentara Israel menculik seorang pemuda yang diketahui melemparkan batu ke arah pasukan Israel di wilayah Nablus.
Pemuda tersebut ditembak di bagian dada, kedua kaki, dan perut sebelum dibawa ke helikopter militer, yang membawanya ke lokasi yang tidak diketahui.
Lima malam kemudian, kata Bostrom, jenazah pemuda itu dikembalikan, terbungkus seprai rumah sakit berwarna hijau.
TV Channel 2 Israel melaporkan bahwa pada tahun 1990an, para spesialis di Institut Kedokteran Forensik Abu Kabir mengambil kulit, kornea mata, katup jantung, dan tulang dari tubuh tentara Israel, warga negara Israel, warga Palestina, dan pekerja asing tanpa izin dari kerabat.
Militer Israel membenarkan bahwa praktik tersebut benar terjadi, namun menyatakan, "Kegiatan ini telah berakhir satu dekade lalu dan tidak akan terjadi lagi."
Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah memberikan peluang lebih lanjut bagi pencurian dan pengambilan organ tubuh warga Palestina.
Pada tanggal 30 Januari, kantor berita WAFA melaporkan bahwa tentara Israel mengembalikan jenazah 100 warga sipil Palestina yang telah mereka curi dari rumah sakit dan kuburan di berbagai wilayah di Gaza.
Menurut sumber medis, pemeriksaan beberapa jenazah menunjukkan ada beberapa organ yang hilang.
Pada tanggal 18 Januari, Times of Israel melaporkan bahwa tentara Israel membenarkan laporan bahwa tentaranya menggali kuburan di pemakaman Gaza, mengklaim bahwa tentaranya berusaha untuk “memastikan bahwa jenazah sandera tidak dikuburkan di sana.”
(Sumber: The Cradle)