Proposal baru itu diduga berbeda dengan proposal yang disetujui Israel sepuluh hari lalu.
Pejabat Israel menyebut ada “banyak bagian baru” dalam proposal terbaru itu. Bahkan, menurut mereka proposal itu seperti “proposal yang sepenuhnya baru”.
Dugaan di atas muncul setelah Hamas mengumumkan menyetujui proposal gencatan senjata.
“Sekarang waktunya Israel mengambil keputusan,” kata Hamas.
Media melaporkan bahwa pernyataan persetujuan Hamas itu “mengejutkan” Israel.
Ribuan warga Israel melancarkan protes pada hari Senin setelah Hamas mengeluarkan pernyataan.
Mereka mendesak Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata.
Baca juga: Netanyahu Tolak Tawaran Gencatan Senjata di Gaza, dengan Mengatakan Sangat Jauh dari Tuntutan Israel
Sementara itu, Netanyahu mengatakan usulan yang disetujui Hamas itu masih “jauh dari persyaratan dasar dari Israel”.
Netanyahu berujar bahwa Israel akan meneruskan perundingan dengan Hamas.
Meski demikian, pemimpin sayap kanan itu menegaskan Israel akan tetap menjalankan rencana operasi militer di Rafah.
“Kabinet perang secara bulat memutuskan bahwa Israel akan meneruskan operasi di Rafah untuk melakukan desakan militer terhadap Hamas guna mempercepat pembebasan sandera kami dan tujuan lain dalam perang,” kata Netanyahu dikutip dari Reuters.
Respons atas pernyataan Hamas
1. Amerika Serikat (AS)
AS mengaku sedang meninjau pernyataan Hamas itu.
“Saya bisa mengonfirmasi bahwa Hamas sudah mengeluarkan respons. Kami sedang meninjau respnsi itu dan membahasnya dengan rekan-rekan kami di kawasan itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller dikutip dari Reuters.