Di samping itu, pada bulan Februari lalu dia mengkritik pemerintahan AS di bawah Biden.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, dia mengatakan pemerintah AS telah “membahayakan upaya perang Israel”.
Secara terang-terangan dia mengaku lebih mendukung Donald Trump yang maju lagi sebagai capres AS.
“Trump akan memberi Israel lebih banyak kebebasan untuk melenyapkan Hamas,” ucapnya.
Dia geram lantaran Biden tidak memberikan dukungan penuh kepada Israel, tetapi justru sibuk menyediakan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar untuk Gaza.
Di sisi lain, Biden menyatakan bahwa di dalam pemerintahan Israel terdapat beberapa “anggota paling ekstremis” yang pernah dia lihat.
Dia mengkritik para menteri Israel mendukung kebijakan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat sebagai “bagian dari masalah (di Timur Tengah).
AS hentikan kiriman senjata
Baca juga: Israel Kesal, Joe Biden Setop Kirim Senjata AS setelah Serangan IDF di Rafah
Biden sudah memutuskan untuk menangguhkan pengiriman senjata ke Israel.
Kemudian, salah satu bawahan Biden, yakni Menteri Pertahanan Lloyd Austin, menyebut pemerintah AS menangguhkan “satu pengiriman amunisi bermuatan besar”.
Hal itu disampaikan Austin di depan subkomite DPR AS pada hari Rabu.
“Kami sudah menjelaskan dari awal sekali bahwa Israel seharusnya tidak melancarkan serangan ke Rafah tanpa mempertimbangkan dan melindungi warga sipil yang berada di zona perang itu,” kata Austin dikutip dari Al Jazeera.
“Kami sudah membuat keputusan akhir mengenai bagaimana meneruskan pengiriman [senjata],” katanya menambahkan.
Dia menyebut pengiriman itu terpisah dari paket bantuan tambahan untuk Israel yang disahkan pada akhir April lalu.
Meski demikian, Austin menegaskan bahwa pemerintah AS masih terus mendukung Israel.