News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rincian Senjata Bom AS yang Batal Dikirim ke Israel: Termasuk 1.800 Bom Seberat 900 Kg

Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Unit artileri bergerak Israel menembakkan peluru dari Israel selatan menuju Jalur Gaza, di posisi dekat perbatasan Israel-Gaza, Selasa, 7 Mei 2024. (AP Photo/Leo Correa) Amerika Serikat batal atau menghentikan pengiriman senjata ke Israel, berikut ini rincian senjata yang batal dikirim, termasuk bom.

Di sisi lain, Gedung Putih menolak berkomentar, dan tanggapan dari Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan Kantor Perdana Menteri Israel belum tersedia, Axios melaporkan.

Isu Retaknya Hubungan Biden dan Netanyahu

Dilaporkan juga kekhawatiran pemerintahan Biden berkisar pada potensi Israel untuk menyerang kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina mencari perlindungan.

“Netanyahu mengisyaratkan ketegangan dengan pemerintahan Biden dalam sebuah pernyataan pada Hari Peringatan Holocaust yang dikeluarkan pada hari Minggu,” kata Axios.

Pernyataan Netanyahu pada Hari Peringatan Holocaust tampaknya menunjukkan adanya gesekan, menekankan perlunya pertahanan diri dan menyiratkan kesiapan untuk bertindak independen jika diperlukan.

“Dalam Holocaust yang mengerikan, ada pemimpin-pemimpin besar dunia yang berdiam diri; oleh karena itu, pelajaran pertama dari Holocaust adalah: Jika kita tidak membela diri kita sendiri, tidak ada yang akan membela kita. Dan jika kami perlu berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri,” ujar Netanyahu.

Axios juga melaporkan tentang percakapan 'sulit' antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Netanyahu selama kunjungan ke Israel Rabu lalu.

Blinken dilaporkan memperingatkan Netanyahu agar tidak melakukan operasi militer besar-besaran di Rafah, dengan menyatakan bahwa hal itu akan menimbulkan penolakan publik dari AS dan memperburuk hubungan AS-Israel.

Sehari kemudian, juru bicara Gedung Putih John Kirby memperkuat pesan ini dengan menunjukkan bahwa Presiden Biden serius mengenai potensi perubahan kebijakan AS mengenai perang Gaza jika Israel melanjutkan operasi darat di Rafah tanpa mempertimbangkan penderitaan para pengungsi.

Namun, Netanyahu telah menegaskan bahwa dia tidak bersedia mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan dan menegaskan bahwa invasi ke Rafah akan terjadi dalam waktu dekat.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini