Bujuk AS ke Israel: Siap Bawakan Kepala Pemimpin Hamas Asal Jangan Bombardir Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dilaporkan terus membujuk Israel lewat berbagai cara agar mengurungkan invasi penuh ke Rafah, Gaza Selatan.
Dalam upaya terbaru mereka, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, bahkan mengatakan kalau sumber daya intelijen AS untuk menemukan para pemimpin Hamas telah diberikan kepada Israel.
Baca juga: Invasi Israel Adalah Upaya Putus Asa, Bahkan AS Sebut Serbuan ke Rafah Sia-sia, Hamas akan Tetap Ada
"AS telah menawarkan kepada Israel “intelijen sensitif” mengenai keberadaan para pemimpin Hamas di Jalur Gaza jika mereka setuju untuk tidak melancarkan serangan skala penuh di kota paling selatan Rafah, menurut laporan Washington Post tanggal Sabtu (11/5/2024).
Empat sumber yang dikutip oleh media AS tersebut mengatakan bahwa Washington “menawarkan bantuan berharga kepada Israel jika mereka menolak, termasuk data intelijen 'sensitif' untuk membantu militer Israel menentukan lokasi para pemimpin Hamas dan menemukan terowongan tersembunyi kelompok tersebut.”
Washington Post juga mengatakan AS menawarkan untuk mendirikan perkemahan besar bagi warga Palestina yang telah meninggalkan kota di selatan yang terkepung itu, serta membantu membangun infrastruktur untuk memberikan bantuan ke Gaza.
Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun
Pejabat lain mengatakan Israel telah memberikan jaminan kepada AS bahwa tentaranya tidak akan sepenuhnya menyerang Rafah sampai sekitar 800.000 dari satu juta warga sipil yang terjebak di kota tersebut dievakuasi.
Pada Kamis pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan intelijen untuk menemukan para pemimpin Hamas telah diberikan kepada Israel.
“Faktanya, kami juga bisa membantu mereka menargetkan para pemimpin, termasuk [pemimpin Hamas Yahya] Sinwar, yang sejujurnya kami lakukan terhadap Israel secara berkelanjutan,” kata Kirby.
Tentara Israel menyerbu dan merebut perbatasan Rafah dengan Mesir pekan lalu dalam sebuah operasi yang dilaporkan bertujuan untuk menekan Hamas dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Sejak itu mereka terus membombardir kota tersebut tanpa pandang bulu, menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Pasukan Israel kini melakukan penetrasi ke Rafah timur.
Israel telah mengklaim selama berbulan-bulan bahwa Rafah adalah benteng terakhir Hamas, dan telah lama menjanjikan invasi ke sana, meskipun faktanya sayap bersenjata kelompok tersebut dan faksi lainnya masih bertahan di wilayah tersebut.
Baca juga: Invasi Rafah Bakal Sia-sia, Eks-Panglima Perang IDF: Kami Gagal Membunuh Al-Deif dan Yahya Sinwar
Yahya Sinwar Tidak Bersembunyi di Terowongan, Melanggang di Jalanan Gaza
Sebelumnya juga disebutkan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar bersembunyi di Rafah.