Penghentian itu dengan alasan tragedi kemanusiaan yang memburuk di wilayah Palestina.
Penghentian perdagangan Turki dengan Israel akan berlanjut sampai gencatan senjata permanen di Gaza tercapai.
Selain itu, akan berlanjut hingga aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke wilayah tersebut tercapai.
"Transaksi ekspor dan impor terkait Israel telah dihentikan, mencakup semua produk," ujar Kementerian Perdagangan Turki, Kamis (2/5/2024), dikutip dari The Guardian.
"Turki akan secara ketat dan tegas menerapkan langkah-langkah baru ini sampai pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang cukup dan tidak terputus ke Gaza," jelasnya.
Sikap Israel yang tidak kenal kompromi dan memburuknya situasi di Gaza mendorong Turki menghentikan perdagangan.
Kedua negara diketahui memiliki volume perdagangan sebesar $6,8 miliar pada tahun 2023.
Mengenai langkah Turki, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, telah memberi tanggapan.
Ia menuduh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bertindak seperti "diktator" setelah pembatasan tersebut pertama kali dilaporkan.
Perselisihan ini mungkin akan memperdalam ketegangan antara kedua negara yang dulunya merupakan sekutu dekat, yang telah memburuk sejak dimulainya krisis di Gaza.
Baca juga: Salah Sasaran, 2 Tentara Israel Tewas Ditembak Rekannya Pakai Tank di Gaza Tengah
Kata Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan terus berupaya keras mendukung perjuangan Palestina, Jumat (26/4/2024).
Sebab, Erdogan yakin membela Yerusalem berarti membela kemanusiaan, perdamaian, dan menghormati perbedaan keyakinan.
"Masjid Al-Aqsa di Yerusalem semakin banyak menghadapi pelecehan, dan identitas kota kuno itu dikikis oleh Israel selangkah demi selangkah," kata Erdogan dalam pidatonya di Platform Antar-Parlemen Yerusalem, dilansir Anadolu Agency.
"Nenek moyang saya telah memberikan pelayanan kepada Yerusalem selama 400 tahun; warisan nenek moyang kami tidak dapat dihapuskan," lanjutnya.