TRIBUNNEWS.COM - Kabar meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter di Azerbaijan menimbulkan duka bagi warga Iran.
Namun, kondisi berbeda terlihat di media sosial belakangan ini. Muncul kembali kenangan sejarah kelam atas kematian Mahsa Amini, gadis muda Iran yang ditangkap karena tidak mengenakan jilbab.
Media Lebanon, Lorient Lejour mengabarkan, media sosial dipenuhi dengan gelombang reaksi dan meme menyusul berita kecelakaan helikopter fatal yang menimpa Ebrahim Raisi.
Kecelakaan tersebut menyebabkan guncangan di Iran dan sejumlah reaksi resmi di seluruh dunia. Namun juga dengan cepat menjadi pusat kesedihan, komentar politik, dan humor gelap di seluruh platform media sosial.
Ebrahim Raisi tewas di dalam helikopter pada Minggu (19/5/2024) setelah mengalami kecelakaan di tengah kondisi berkabut di pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan, menurut media pemerintah Iran.
Di antara para korban juga ada Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.
Adapun, Raisi telah dikritik karena penindasannya terhadap protes yang meletus pada September 2022, setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan.
Setelah pengumuman jatuhnya helikopter Raisi, beberapa pengguna X memublikasikan foto-foto pengunjuk rasa yang terbunuh setelah dimulainya protes besar-besaran.
Media tersebut mengklaim, para pengunjuk rasa kini mendapatkan keadilan atau balasan.
Pengguna X lainnya menuliskan, meskipun "Tidak ada yang bisa dirayakan mengenai kematian yang tragis," dia mengingat "Mahsa Amini dan ribuan orang/wanita yang dibantai oleh rezim penindas Raisi. Semoga mereka semua beristirahat dalam damai."
Pada bulan Maret tahun ini, misi pencari fakta PBB menyebutkan angka 551 kematian, setidaknya 49 perempuan dan 68 anak-anak menimnggal akibat penindasan terhadap protes tersebut.
Baca juga: 4 Dugaan Penyebab Jatuhnya Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran, Ada Faktor Internal
4 Dugaan Kematian Raisi
Warga Iran dan dunia membanjiri platform media sosial dengan lelucon dan spekulasi tentang penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi.
“Kita tidak bisa mengesampingkan sabotase Zionis. Penyelidikan menyeluruh akan mengungkap kebenarannya,” tulis ilmuwan Yahudi Benjamin Rubinstein di X (twitter) yang menyebut dirinya anti-Zionis dan anti-imperialis.
Pejabat Iran juga menduga faktor pesawat tua penyebab kecelakaan terjadi pada Minggu (19/5/2024).