News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara AS Kritis di RS Israel Seusai Alami Kecelakaan di Dermaga Terapung Gaza

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang tentara Amerika Serikat (AS) memandu kendaraan melewati jalanan di dermaga terapung yang mereka bangun di lepas pantai Gaza. AS mengklaim, pembangunan dermaga apung ini untuk mempercepat penyaluran bantuan ke warga Gaza di mana jalur daratnya diblokade penuh oleh tentara Israel.

Diklaim Cuma Luka Ringan Saat Kecelakaan di Dermaga Apung Gaza, Tentara AS Kritis di RS Israel

TRIBUNNEWS.COM - Satu dari beberapa tentara Amerika Serikat (AS) yang mengalami kecelakaan kerja di dermaga terapung Gaza dilaporkan berada dalam kondisi kritis di rumah sakit Israel.

Sebelumnya, pihak Pasukan AS menyatakan kalau para tentara mereka tersebut hanya mengalami luka ringan non-tempur selama bekerja dalam operasi penurunan bantuan buat Gaza di dermaga apung yang dinamai 'Trident tersebut.

Baca juga: Baru Sehari Beroperasi, Dermaga Terapung Gaza Sudah Minta Korban Dua Tentara Amerika 

Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak mau disebutkan namanya kepada Reuters, belakangan menyebut kalau ada tiga tentara AS yang mengalami kecelakaan dan satu di antaranya berada dalam kondisi kritis.

"Anggota militer tersebut dievakuasi secara medis ke rumah sakit setelah terluka di kapal di laut," menurut Wakil Laksamana AS Brad Cooper, wakil komandan Komando Pusat AS (Centcom).

Dua tentara lainnya, salah satunya menurut Cooper mengalami cedera pergelangan kaki dan yang lainnya mengalami cedera punggung ringan, telah kembali bertugas.

Cedera tersebut adalah yang pertama dialami pasukan AS dalam operasi terbaru untuk membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza, di tengah perang Gaza antara Israel dan Hamas.

Baca juga: Inilah Deretan Kapal Perang dan Pasukan yang Dibawa AS ke Pantai Gaza: Tentara Asing Injakkan Kaki?

Anggota Angkatan Darat AS, Angkatan Laut AS, dan militer Israel mendirikan Dermaga Trident, dermaga apung sementara untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan, di pantai Gaza, pada hari Kamis. (Komando Pusat AS)

Baru Sehari Beroperasi

Kecelakaan kerja yang menimpa dua tentara AS ini dilaporkan terjadi sehari setelah dermaga apung dioperasikan untuk menyalurkan bantuan.

menurut apa yang dilaporkan oleh Channel 7 Israel, mereka dipindahkan ke rumah sakit melalui pelabuhan Ashdod untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

"Keadaan atau rincian kecelakaan kerja yang menyebabkan cederanya kedua tentara AS tersebut masih belum jelas, namun hal itu terjadi seiring dengan dimulainya pekerjaan yang lebih luas di pelabuhan, dan Komando Pusat AS, Centcom mengumumkan bahwa lebih dari 569 metrik ton bantuan kemanusiaan telah dikirim ke Gaza melalui dermaga sementara sejauh ini," tulis laporan tersebut.

Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya mengumumkan rencana untuk mendirikan pelabuhan terapung pada awal Maret, mengingat hambatan Israel dalam mengirimkan bantuan melalui darat, yang memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

Lama di tunggu, dermaga apung buatan AS yang di bangun di tepi Pantai Gaza akhirnya resmi dioperasikan. Pasca dibuka sebanyak (X)

Diserbu Warga Palestina

Pascadibukanya dermaga tersebut Rabu, sebanyak 170 metrik ton makanan kaya nutrisi serta ratusan ton bantuan kemanusian mulai dipindahkan ke truk menuju kawasan konflik Gaza.

"Lebih banyak bantuan dari AS dan negara-negara lain terus berdatangan di Siprus, dimana bantuan tersebut akan dimuat ke kapal untuk dikirim melalui dermaga," ujar Presiden Amerika Serikat Joe Biden di X.

Baca juga: Seruan Serangan Besar ke Mesir Menggema di Israel: Tolak Hamastan dan Fathistan di Gaza Pasca-Perang

Pengiriman tersebut adalah yang pertama dalam operasi yang diantisipasi oleh para pejabat militer Amerika.

AS tak sendiri, pengoperasian dermaga apung Gaza juga turut dilakukan Program Pangan Dunia (WFP).

Setelah bantuan rampung dipindahkan dari kapal ke truk nantinya paket kemanusian yang berisi makanan, air, tempat tinggal dan pasokan medis akan diangkut ke gudangnya di Deir Al Balah di Gaza tengah untuk didistribusikan, sebagaimana dikutip dari BBC International.

Dari cuplikan foto yang beredar di sosial media, Warga Gaza tampak menyerbu truk yang membawa bantuan yang dikirim ke Gaza melalui dermaga apung buatan AS di lepas pantai Jalur Gaza pada Jumat (17/5/2024)

Puluhan warga terlihat berlarian menuju truk bantuan, menanti pembagian bahan pangan setelah 10 hari terakhir 2,2 juta warga Gaza tidak menerima pasokan bahan pangan dan medis lantaran Israel terus melakukan serangan genosida di wilayah tersebut.

“Ini adalah upaya multinasional yang berkelanjutan untuk memberikan bantuan tambahan kepada warga sipil Palestina di Gaza melalui koridor maritim yang sepenuhnya bersifat kemanusiaan, dan akan melibatkan komoditas bantuan yang disumbangkan oleh sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan,” kata Komando Pusat militer AS.

Untuk tahap awal, dermaga apung yang menelan biaya 320 juta dolar AS ini akan mengakomodasi pengiriman 90 truk bantuan per hari melalui rute laut, yang kemudian meningkat menjadi sekitar 150 truk per hari.

Baca juga: Jepang Marah, Senator AS Minta Israel Jatuhkan 2 Bom Atom ke Gaza seperti Hiroshima-Nagasaki

Proses pembangunan dermaga apung Gaza (Twitter U.S. Central Command)

Bantuan yang Diturunkan Belum Ada yang Capai Gaza, AS: Cari Rute Aman

Sebelumnya, pada Selasa 21 Mei 2024, Pentagon mengatakan bahwa tidak ada satu pun bantuan kemanusiaan yang diturunkan dari dermaga terapung Washington di pantai Gaza, sementara AS mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PBB dan Israel untuk mengidentifikasi rute aman menuju wilayah kantong yang terkepung.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, mengatakan pada hari Selasa bahwa AS, Israel, dan PBB sedang berupaya untuk menentukan “rute alternatif” untuk pengiriman lebih dari 500 ton bantuan yang telah diangkut ke dermaga Gaza sejak minggu lalu.

Pengumuman tersebut muncul setelah warga Palestina yang putus asa, yang dilanda kelaparan akibat perang Israel, mencoba mencegat sejumlah truk yang membawa bantuan dari dermaga selama akhir pekan, menurut Ryder.

“Sampai hari ini, saya tidak yakin demikian,” kata Ryder ketika ditanya apakah ada bantuan yang diberikan kepada warga Gaza yang kelaparan di jalur yang terkepung.

“Kami antisipasi bantuan akan disalurkan dalam beberapa hari mendatang, tentunya jika kondisi memungkinkan,” imbuhnya.

“Saya sangat menghargai keputusasaan ini,” kata Ryder mengacu pada warga Palestina yang kelaparan yang berusaha mencegat truk bantuan, “sangat penting agar bantuan ini sampai ke orang-orang yang paling membutuhkan, hal itu akan terus menjadi fokus… Saya mengerti , Anda tahu, fokusnya adalah mengapa hal ini tidak berhasil, atau mengapa hal itu tidak berhasil, namun yang menjadi fokus kami adalah bagaimana kami dapat berupaya memastikan bahwa rakyat Palestina mendapatkan bantuan tersebut.”

“Kami antisipasi bantuan akan disalurkan dalam beberapa hari mendatang, tentunya jika kondisi memungkinkan,” lanjutnya.

Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa “Departemen Pertahanan dan PBB masih bekerja untuk menentukan berapa banyak bantuan yang dapat ditahan di area penempatan di Gaza pada waktu tertentu.”

Kegagalan proyek Joint Logistics Over-the-Shore (JLOTS) Washington terjadi ketika bantuan menumpuk di perbatasan dengan Mesir, karena penyeberangan Rafah tetap ditutup oleh Israel karena operasi yang sedang berlangsung di kota paling selatan tersebut, yang sangat menghambat upaya tersebut. untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza yang putus asa.

Semua penyeberangan lainnya dikendalikan oleh Israel, dan sejumlah kecil bantuan yang masuk ke jalur tersebut jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan.

Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan pada awal Mei bahwa Gaza utara kini menghadapi kelaparan “yang parah”.

Tentara AS mengumumkan pada 16 Mei bahwa mereka telah menyelesaikan pemasangan dermaga sementara di pantai Gaza. Pengiriman bantuan mulai mengalir ke pantai Gaza melalui pelabuhan AS keesokan harinya, pada 17 Mei.

Israel telah berulang kali menargetkan warga Palestina yang kelaparan yang mencari bantuan di Gaza sejak dimulainya perang, termasuk beberapa insiden pada akhir Februari dan awal Maret, yang membuat warga Gaza mengantri untuk mendapatkan tepung yang ditembak mati oleh pasukan Israel.

Pasukan Israel telah melakukan setidaknya delapan serangan udara terhadap pekerja dan fasilitas bantuan di Gaza sejak Oktober meskipun ada komunikasi langsung dengan kelompok tersebut, kata Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan yang dirilis pada 14 Mei.

Tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen (WCK) tewas dalam serangan Israel awal bulan lalu.

Kata Israel Soal Dermaga Apung

Israel mengklaim tidak membatasi masuknya bantuan kemanusiaan dan menyalahkan PBB atas keterlambatan dalam mendistribusikan barang yang masuk ke Gaza.

Di bawah tekanan dari AS, Israel dalam beberapa minggu terakhir telah membuka dua penyeberangan untuk mengirim bantuan ke Gaza utara yang terkena dampak parah.

Meski Israel mendukung masuknya bantuan kemanusian ke Gaza, namun banyak pihak Kekhawatiran apabila, pengoperasian dermaga apung sementara itu bukan hanya untuk mentransfer bantuan dari dunia luar ke kantung Gaza, melainkan juga mengusir paksa para pengungsi yang tersisih karena perang mematikan yang akan terjadi di Rafah.

Terlebih beberapa pekan terakhir Israel telah mengintensifkan serangan ke Rafah, hingga lebih dari 450.000 warga Palestina kabur meninggalkan Raah dengan kondisi mengenaskan, kelaparan, kehausan, dan kebingungan.

(oln/khbrn/tc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini