TRIBUNNEWS.COM – Tentara Mesir dan Israel dilaporkan terlibat dalam baku tembak di perbatasan dekat Kota Rafah, Jalur Gaza, pada hari Senin, (28/5/2024).
Seorang personel pasukan keamanan Mesir dikabarkan tewas dalam aksi saling serang dengan Israel itu.
Media Mesir bernama Al Qahera menyebut pejabat keamanan Mesir sudah mengonfirmasi adanya peristiwa tersebut.
Dikutip dari The New York Times, baku tembak itu memperlihatkan meningkatnya ketegangan di perbatasan sejak awal Mei ini.
Kala itu Rafah yang berada di Gaza bagian selatan mulai menjadi fokus utara operasi militer Israel.
Israel menguasai perbatasan Rafah sisi Gaza yang menjadi perlintasan utama antara Gaza dan Mesir.
Berikut sejumlah pengakuan Mesir dan Israel perihal insiden di perbatasan itu.
1. Tentara Mesir bertindak setelah melihat kendaraan Israel
Reuters memberitakan bahwa dua pejabat keamanan Mesir mengklaim seorang tentara Mesir yang ditempatkan di menara pengawas melihat satu kendaraan lapis baja.
Kendaraan itu membawa pasukan Israel melewati garis perbatasan ketika tentara Israel mengejar dan membunuh beberapa warga Palestina.
Tentara Mesir kemudian melepaskan tembakan ke arah pasukan Israel. Kemudian, tentara Israel membalas dengan tembakan dan membunuhnya.
Baca juga: Mesir dan Israel Terlibat Baku Tembak di Perbatasan Rafah, 1 Prajurit Dilaporkan Tewas
Peristiwa itu memicu baku tembak di antara kedua belah pihak. Beberapa tentara Israel terluka, pasukan Zionis terpaksa mundur. Ada pula tentara Mesir yang terluka.
Juru bicara militer Mesir, Kolonel Gharib Abdel Hafez, melalui media sosial turut mengonfirmasi bahwa ada seorang tentara Mesir yang tewas dalam insiden itu.
2. Israel mengklaim Mesir menembak lebih dulu
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut peristiwa itu sebagai “insiden penembakan di perbatasan”.
“Beberapa jam lalu suatu insiden penembakan terjadi di perbatasan Mesir,” demikian pernyataan IDF dikutip dari The New York Times.
Yedioth Ahronoth dan Army Radio mengutip pernyataan dari pejabat militer Israel tentang insiden itu.
Pejabat tersebut menyalahkan Mesir atas peristiwa itu. Menurut laporan, pasukan Mesir lebih dahulu menembaki tentara Israel yang kemudian membalasnya dengan tembakan juga.
3. Mesir-Israel mengaku melakukan penyelidikan
Kedua belah pihak mengaku tengah menyelidiki peristiwa baku tembak itu.
“Ada insiden penembakan di perbatasan Mesir, insiden itu sedang diselidiki, [dan] dialog dengan pihak Mesir sedang dilakukan,” kata IDF dikutip dari The Times of Israel.
IDF mengklaim menghubungi pejabat Mesir setelah peristiwa itu guna menghentikan banku tembak.
Sementara itu, seorang pejabat tinggi Mesir menyebut negaranya akan mengambil langkah yang diperlukan supaya insiden itu tidak terjadi lagi.
Dia juga meminta keamanan dan keselamatan pasukan Mesir tidak diganggu.
Adapun Kolonel Gharib Abdel Hafez mengeluarkan pernyataan tentang penyelidikan.
Baca juga: Tentara Mesir Tembaki Tentara Israel di Penyeberangan Rafah, Perang di Depan Mata
“Angkatan Bersenjata Mesir sedang melakukan penyelidikan dengan pihak berwenang terakit tentang insiden penembakan di perbatasan Rafah, yang menyebabkan meninggalnya personel yang bertugas melakukan perlindungan,” katanya di media sosial Facebook.
Ketegangan Mesir-Israel
Hubungan Mesir-Israel memanas setelah pasukan Israel mengambil alih perlintasan Rafah tiga minggu lalu.
Mesir dikenal sebagai negara yang sangat mendukung warga Palestina dan mengecam perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Meski demikian, dikutip dari BBC, Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel 45 tahun silam.
Walaupun sudah ada perjanjian damai, hubungan kedua negara itu kerap menegang meski jarang terjadi insiden antara militer keduanya.
Beberapa jam sebelum peristiwa baku tembak terbaru ini terjadi, Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam serangan Israel di Rafah yang menewaskan setidaknya 45 orang. Mesir mengklaim Israel menargetkan warga sipil yang tak berdaya.
Sementara itu, IDF menyebut serangan itu menewaskan dua pejabat senior Hamas. Israel juga mengaku meninjau laporan tentang warga sipil yang terluka dalam serangan itu.
(Tribunnews/Febri)