Penyelidikan IDF mengklaim, kalau amunisi, senjata, atau bahan lain yang disimpan di sekitar lokasi mungkin telah menyebabkan ledakan sekunder dan kebakaran yang diakibatkannya.
Seorang pejabat senior IDF memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut kepada i24NEWS:
"Pada Minggu malam, IDF melenyapkan tokoh senior Hamas berdasarkan informasi intelijen."
"Tragisnya, kebakaran tersebut menewaskan sejumlah warga sipil. Zona serangan berjarak satu kilometer dari wilayah kemanusiaan, yang tidak berupa tenda melainkan bangunan,” katanya.
Dia menambahkan, "Kami menggunakan amunisi seberat 17 kilogram, yang terkecil yang kami bisa, tetapi ada hal lain yang menyebabkan kebakaran di dekat sasaran. Meskipun terjadi tragedi, kami mencoba memahami apa yang memicu kebakaran tersebut."
Keterangan ini menandai perubahan pernyataan IDF yang sebelumnya mengindikasikan kalau bom 'kecil' mereka mengenai tangki bahan bakar yang ada di dekat kamp pengungsian tersebut.
Baca juga: Temuan Soal Pembantaian Rafah: Bom Israel Kena Tangki Bahan Bakar Tal Al-Sultan, Para Korban Hangus
Amnesty Internasional: Israel Lakukan Kejahatan Perang
Terpisah dari pembelaan diri Israel, Amnesty Internasional di Inggris mengutuk serangan udara Israel di Rafah sebagai 'kejahatan perang'.
'Serangan udara mengerikan yang terjadi awal pekan ini terhadap warga sipil di Rafah adalah yang terbaru dari peningkatan serangan pasukan Israel di Jalur Gaza yang diduduki,' kata Amnesty UK
Amnesty International di Inggris pada hari Selasa mengecam keras serangan udara baru-baru ini di Rafah, dan menggambarkannya sebagai serangan yang “mengerikan” dan menuduh pasukan Israel meningkatkan serangan di Jalur Gaza “yang bertentangan dengan hukum internasional.”
“Serangan udara mengerikan yang terjadi akhir pekan ini terhadap warga sipil di Rafah adalah yang terbaru dari peningkatan serangan pasukan Israel di Jalur Gaza yang diduduki,” kata Amnesty UK, menekankan sifat serangan yang tidak pandang bulu yang mengakibatkan banyak korban sipil.
Organisasi tersebut menyoroti bahwa serangan semacam itu, yang membunuh atau melukai warga sipil, merupakan “kejahatan perang” dan menuntut penyelidikan segera.
Baca juga: Ledakan Dahsyat Guncang Holon Tel Aviv Saat Korban Pembantaian Israel di Rafah Bertambah Puluhan
“Serangan tanpa pandang bulu seperti ini, yang membunuh atau melukai warga sipil, adalah kejahatan perang dan harus diselidiki,” tegas Amnesty International, menyerukan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban.
Perluasan serangan Israel ke Rafah saat ini membuat tentara Israel hampir sepenuhnya menguasai wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi, sebuah zona penyangga demiliterisasi yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Tentara Israel sejauh ini telah menguasai hampir dua pertiga wilayah koridor tersebut seiring dengan kemajuan mereka melalui pemboman dan penembakan besar-besaran.