Pasukan Radwan Siaga dari Perbatasan Lebanon, Wasekjen Hizbullah: Kami Siap perang terbuka habis-habisan Lawan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naeem Qassem, merespons kabar kalau pasukan Israel bersiap untuk melakukan invasi ke Lebanon guna memukul mundur gerakan perlawanan tersebut dari garis perbatasan.
Qassem menyatakan, “jika Israel ingin melancarkan perang komprehensif, kami siap melakukannya.”
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Qassem menyebut "setiap perluasan perang Israel di Lebanon akan mengakibatkan kehancuran, kehancuran dan pengungsian di Israel."
Baca juga: Pawai Drone Hizbullah Sasar Kiryat Shmona Tanpa Dicegat: Sirene Baru Meraung Setelah Ledakan
Sejauh ini, konfrontasi antara Hizbullah dan pasukan Israel (IDF) memang baru terjadi lintas-perbatasan.
Meski begitu, jet-jet tempur Israel sering terbang ke wilayah Lebanon Selatan untuk membom target-target yang mereka gambarkan sebagai sasaran strategis milisi Hizbullah.
Israel belakangan mulai gerah atas serangan-serangan Hizbullah dan menyatakan akan menlancarkan invasi ke Lebanon.
Atas hal itu Qassem merespons, “Keputusan kami bukan untuk memperluas perang, namun kami akan melawannya jika hal itu dipaksakan kepada kami.”
Dia berkata, sikap gerakannya terhadap agresi Israel di Gaza tetap tegas dengan memberi dukungan penuh ke milisi perlawanan Palestina.
“Kami menerima ancaman dalam dua bulan terakhir, dan jawaban kami adalah bahwa front Lebanon terkait dengan Gaza,” katanya.
Qassem juga mengungkapkan, pasukan Radwan, unit tempur khusus Hizbullah tetap bersiaga di sepanjang perbatasan Lebanon.
“Pembicaraan mengenai penarikan pasukan Radwan dari perbatasan Lebanon dengan Israel tidaklah benar,” katanya.
IDF Tuntaskan Simulasi Perang di Front Utara
Adapun Tentara Israel dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/5/2024) menyatakan kalau Brigade Golani IDF telah menyelesaikan pelatihan simulasi perang di perbatasan Lebanon.
Penuntasan simulasi perang itu terjadi di tengah konfrontasi IDF di perbatasan Utara yang sedang berlangsung dengan Hizbullah selama 8 bulan.