Warga Ukraina ada yang nekad berenang menyeberangi Sungai Tisza di perbatasan Rumania yang dingin daripada masuk militer.
Akibatnya, puluhan orang tewas sia-sia saat menyeberang sungai tersebut.
Media setempat Babel.ua memberitakan pada April lalu mengevakuasi puluhan mayat warganya yang memutuskan menyeberang sungai.
Karena derasnya arus, jenazah baru bisa dikeluarkan dari air pada pagi hari. Identitas korban tewas saat ini sedang diidentifikasi.
Layanan Perbatasan Negara Ukraina menjelaskan, sejak awal invasi besar-besaran, ini sudah menjadi kasus kematian pria yang mencoba menyeberangi sungai ke-24.
Mereka adalah orang-orang yang berusaha menyeberang ke Rumania untuk menghindari program mobilisasi militer yang segera diterapkan oleh pemerintahan Volodymyr Zelensky.
Media online lainnya, TSN, memberitakan bahwa penolakan terhadap wajib militer memang terus berlanjut di Ukraina telah terjadi dalam beberapa bentuk ekstrem.
Mereka lebih memilih tenggelam di sungai daripada menjadi korban 'penggiling daging' tentara Rusia yang terkenal brutal dan ditakuti.
“Tidak ada seorang pun yang bersedia pergi ke garis depan," kata seorang tentara yang bertugas di resimen Azov neo-Nazi berjuluk 'Niko'.
Sementara pasukan yang telah ada, terus dipaksa untuk berperang tak peduli kondisinya telah memprihatinkan.
Niko sendiri telah mengalami cedera parah, salah satu kakinya patah saat bertempur dengan pasukan Rusia.
Namun ia tidak kunjung ditarik oleh militer Ukraina. Alasannya saat ini sudah tidak ada tentara cadangan untuk menggantikannya.
“Tidak ada seorang pun yang mau bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina saat ini,” katanya kepada TSN.
Menurutnya. warga Ukraina akan melakukan apa pun untuk menghindari wajib militer, termasuk “berenang menyeberangi Sungai Tisza dan menenggelamkan diri di sana,” kata tentara sukarelawan tersebut.