Ben-Naftaly mengatakan perang tidak akan berakhir sampai semua sandera dikembalikan dan kemampuan Hamas “dibongkar”.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa Amerika akan menjamin Israel memenuhi kewajibannya.
Sementara Mesir dan Qatar akan melakukan hal yang sama terhadap Hamas.
"Pertempuran bisa berhenti hari ini," katanya.
Baca juga: Soal Gencatan Senjata di Gaza, Blinken Kembali Lakukan Perjalanan ke Timur Tengah, Hamas Desak AS
Namun negosiasi rinci untuk menerapkan ketentuan-ketentuannya belum menghasilkan kesepakatan baik dari Israel maupun Hamas.
Duta Besar juga mengatakan kesepakatan itu “menolak segala perubahan geografis” di Gaza dan menegaskan kembali komitmen solusi dua negara.
Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan Otoritas Palestina – yang memerintah Tepi Barat yang diduduki Israel – menyambut baik kesepakatan itu sebagai “langkah ke arah yang benar”.
Namun dirinya mengatakan bahwa terserah pada Israel untuk menerapkan langkah-langkah tersebut.
"Kami menginginkan gencatan senjata," kata Riyad Mansour.
"Beban ada di pihak Israel untuk menerapkan resolusi ini," tambahnya.
"Buktinya ada di pudingnya. Kita akan melihat siapa saja yang berkepentingan untuk melihat resolusi ini menjadi kenyataan dan siapa yang menghalanginya serta ingin melanjutkan perang genosida terhadap rakyat kita," pungkasnya.
Baca juga: Israel Makin Menggila di Gaza, AS Bujuk Yordania, Mesir dan Qatar Dukung Gencatan Senjata
Alasan Rusia Abstain
Rusia abstain dalam pemungutan suara PBB, sementara 14 anggota Dewan Keamanan lainnya mendukung resolusi yang mendukung rencana gencatan senjata tiga fase.
Alasannya, Moskow mempertanyakan apa yang secara khusus disetujui Israel dan mengatakan Dewan Keamanan tidak boleh menandatangani perjanjian dengan “parameter yang tidak jelas”.
"Kami tidak ingin menghalangi resolusi tersebut hanya karena, sejauh yang kami pahami, resolusi tersebut didukung oleh dunia Arab," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, dikutip dari Reuters.