News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ahli Militer: Taktik Qassam Pintar Adaptasi Perang Panjang, Hizbullah Bunuh Israel Secara Perlahan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas. Hanya sepertiga dari pasukan Hamas yang bisa ditewaskan Israel dalam Perang Gaza yang sudah berlangsung selama delapan bulan dengan kerugian ekonomi dan personel yang signifikan di pihak Tel Aviv.

Di medan pertempuran, Abu Zaid menunjukkan, kalau pergerakan Brigade Lapis Baja 401 dari poros Philadelphia menuju kamp Rafah, yang terbagi menjadi dua bagian, kamp Yabna dan Shaboura, menunjukkan kalau pasukan pendudukan berhati-hati dan tidak mau mengulangi model kamp Jabalia.

"Jadi mereka cenderung tidak mau terlibat dalam bentrokan yang menentukan (gede-gedean) dengan kelompok perlawanan," kata dia.

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi

Ini menjelaskan alasan di balik rendahnya intensitas operasi (IDF dan Hamas) selama beberapa hari terakhir.

"Meskipun terdapat intensitas gerakan militer, baik kelompok perlawanan maupun kelompok pendudukan Israel tidak mau terlibat dalam bentrokan yang menentukan. Pihak pendudukan menjadi lebih berhati-hati dalam konfrontasi militer," kata dia.

Asap mengepul dari serangan Israel di kota perbatasan Lebanon. Konfrontasi gerakan Hizbullah dan tentara IDF makin sengit seiring berlanjutnya invasi Israel di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

Hizbullah Membunuh Secara Perlahan

Di utara, sebagai akibat dari meningkatnya intensitas operasi militer antara Hizbullah dan tentara pendudukan IDF di utara wilayah pendudukan di Lebanon selatan, gerakan Hizbullah juga menunjukkan respons yang cukup mengagetkan Israel. 

Abu Zaid menunjukkan kalau pembunuhan seorang tokoh militer terkemuka sekaliber “Talib Salem Abdullah,” sapaan akrabnya (Hajj Thalib), yang merupakan komandan unit Al-Nasr yang bertanggung jawab atas operasi militer di sektor tengah Galilea di utara membuat Hizbullah kini menyasar sasaran strategis Israel di wilayah pendudukan.

"(Pembunuhan tokoh militer Lebanon) menyebabkan peningkatan intensitas respons Hizbullah hingga mereka mencapai keberhasilannya dengan menargetkan pabrik “Blasan” yang ditunjuk untuk memproduksi pelat baja untuk kendaraan militer pasukan pendudukan," kata dia.

Abu Zaid menunjukkan bahwa meskipun terjadi peningkatan eskalasi di front utara, indikator-indikator tersebut tidak menunjukkan kalau konfrontasi tersebut segera menuju ke perang total secara terbuka.

Abu Zaid menyimpulkan analisisnya dengan mengatakan bahwa apa yang disaksikan di bagian utara wilayah pendudukan lebih dari sekadar serangan tradisional namun lebih ke perang atrisi di mana tujuan Hizbullah adalah membunuh musuh secara perlahan.

"Kita sedang menyaksikan konfrontasi militer yang dikontrol dengan hati-hati oleh baik oleh Hizbullah dan Tentara pendudukan karena karena keputusan untuk berperang di utara wilayah pendudukan di Lebanon selatan bukan di tangan Hizbullah dan bukan di tangan Israel, melainkan di tangan Washington dan Tel Aviv tampaknya tidak mau untuk memperluas lingkaran konflik sebanyak mereka ingin bergerak menuju ketenangan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini