Anak-anak terus menolak menerima uang tersebut dan ibu mereka mengisi ulang gelas tersebut dengan air panas dan menyiramkannya lagi kepada mereka.
Dia mengulanginya sampai dia memercik setiap anak satu kali.
Anak-anak menangis dan berlari mengelilingi kamar tidur sambil meminta maaf karena mereka tersiram air panas.
Ketika anak-anak menghentikan pencarian untuk bersiap ke sekolah, wanita tersebut memperhatikan bahwa putranya yang berusia sembilan tahun mengalami luka bakar di tubuhnya.
Dia memeriksa anak-anaknya yang lain dan menyadari bahwa mereka mengalami luka serupa.
Dia mulai menangis dan mengoleskan minyak obat pada luka tersebut sebelum memanggil saudara perempuannya untuk datang.
Ambulans kemudian dipanggil oleh personel Pasukan Pertahanan Sipil Singapura.
Dokumen pengadilan merinci cedera yang dialami hanya satu dari anak-anak tersebut, yakni anak perempuan berusia 10 tahun yang merupakan anak tertua kedua.
Gadis ini menderita luka bakar parsial pada 10 persen tubuhnya, termasuk lengan kiri, area perut, dan paha.
Dia menjalani perawatan dan pembalutan luka yang memerlukan anestesi umum dan harus menjalani pemeriksaan luka secara berkala dan penggantian balutan.
Gadis itu terakhir diperiksa pada Oktober 2022 oleh Departemen Bedah Plastik, Rekonstruksi dan Estetika Rumah Sakit Wanita dan Anak KK.
Ada bekas luka lembut berukuran sekitar 2cm kali 1cm di lengan kirinya, kemungkinan besar akan meninggalkan bekas luka permanen.
Jaksa Tidak Keberatan
Jaksa tidak keberatan dengan pemanggilan laporan kesesuaian masa percobaan, seperti yang diminta oleh pembela.