Rahmon menjabat sebagai wakil rakyat di Republik Sosialis Soviet Tajikistan, yang saat itu merupakan salah satu negara bagian dari Uni Soviet.
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Tajikistan menyaksikan perang saudara antara simpatisan Soviet (Rahmon adalah bagian dari kelompok ini) dan klan etnoreligius yang membentuk Oposisi Tajik Bersatu.
Setelah meluasnya protes terhadap kondisi negara tersebut, Rahmon memenangkan pemilihan presiden tahun 1994.
Ia mengepalai Partai Demokratik Rakyat Tajikistan, yang berkuasa sejak 1994.
Selama beberapa dekade, Presiden Rahmon telah melakukan perubahan pada konstitusi negaranya untuk memperkuat otoritasnya.
Perubahan paling besar terjadi pada tahun 2016 ketika Konstitusi Tajikistan diamandemen untuk menghapus batasan masa jabatan presiden.
Presiden Rahmon juga melarang partai politik berbasis agama yang dapat menentang partainya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)