News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Zionis Diduga Berkonspirasi untuk Gulingkan Netanyahu, Istri PM Israel Singgung Kudeta

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjami Netanyahu.

TRIBUNNEWS.COM – Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu, mengklaim tentara Israel ingin mengudeta suaminya.

Klaim itu disampaikan Sara saat dia bertemu dengan keluarga warga Israel yang disandera oleh Hamas.

“Dalam rapat tertutup dengan keluarga sandera, Sara menuding bahwa para pemimpin angkatan darat ingin menjalankan kudeta terhadap suaminya,” demikian laporan Haaretz dikutip dari The Times of Israel.

“Pasukan Israel berusaha merancang kudeta militer terhadap suami saya,” kata Sara menurut Haaretz.

Namun, kantor Netanyahu membantah laporan Haaretz itu dan menyebutnya sebagai “kebocoran yang salah”.

Menurut Haaretz, Sara juga memberikan klarifikasi setelah menyinggung dugaan rencana kudeta itu.

Dia menyebut kurang percaya kepada kepemimpinan militer, bukan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara keseluruhan.

Sara mengatakan keluarga sandera gelisah karena orang-orang tersayang mereka kini bergantung pada tentara Israel.

Kantor Netanyahu menyebut Sarah akan terus berupaya demi pembebasan semua sandera.

Dikutip dari Anadolu Agency, Sara bukan satu-satunya anggota keluarga Netanyahu yang membuat tudingan semacam itu.

Putra Netanyahu, Yair Netanyahu, juga membuat tudingan serupa pada pertengahan bulan ini.

Baca juga: Viral Video Tentara IDF Ngambek & Minta Kudeta Militer, Perang Saudara Israel Bisa Saja Terjadi

Yair menuduh militer dan dinas keamanan Shin Beth “berkhianat” serangan Hamas menyerang tanggal 7 Oktober 2023.

“Apa yang mereka coba sembunyikan? Jika tidak ada pengkhianatan, maka mengapa mereka takut kepada pihak eksternal dan independen yang menyelidiki apa yang terjadi,” tulis dia di media sosial X.

“Mengapa kepala tentara dan intelijen terus mengklaim bahwa Hamas sudah dihalangi? Di mana Angkatan Udara pada tanggal 7 Oktober,” katanya menambahkan.

Dalam beberapa bulan belakangan ada banyak pejabat militer, keamanan, dan politik yang sudah bertanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan Hamas.

Akan tetapi, Netanyahu hingga saat ini masih menolak untuk bertanggung jawab.

Tentara Israel minta kudeta

Beberapa waktu lalu di media sosial viral video yang memperlihatkan seorang anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) marah dan meminta adanya kudeta militer.

Video itu dibagikan di platform perpesanan Telegram dan mulai disorot setelah diunggah oleh Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang kini tinggal di Amerika Serikat (AS).

Dalam video tampak seorang tentara mendorong adanya pemberontakan terhadap Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Militer Herzi Halevi.

Tentara itu menyampaikan pesan kepada Netanyahu.

“Kami para tentara cadangan tidak ingin menyerahkan hal penting itu (Gaza) kepada Otoritas Palestina apa pun,” kata dia dikutip dari Sputnik News.

“Pikirlah dengan baik-baik kepada siapa Anda ingin memberikan hal penting itu,” katanya.

“Kami ingin kemenangan. Siapa pun yang menyakiti warga Israel dan saudara kita, kami ingin menghancurkannya, dan Anda, Tuan Gallant, tak bisa melakukan itu.”

Baca juga: Eks-Bos Mossad Serukan Rakyat Israel Turun ke Jalan Gulingkan Netanyahu, Seruan Pemilu Dini Menggema

Pada  Sabtu, (25/5/2024), militer Israel mengaku sudah memulai penyelidakan atas video viral tersebut.

Dalam pernyataannya militer Israel menganggap pernyataan dalam video itu sebagai pelanggaran berat.

“Pelanggaran serius terhadap perintah IDF dan nilai-nilai IDF, dan merupakan sebuah dugaan tindakan kriminal,” kata IDF dikutip dari NBC News.

”Mengenai peristiwa ini, Kepala Korps Umum Advokasi Militer meminta dibukanya penyelidikan oleh Bagian Penyelidikan Kejahatan di Polisi Militer.”

Kepala Staf Militer juga meminta adanya pembicaraan di semua tingkat.

Tentara yang mengancam akan melakukan kudeta itu tampak membawa senapan otomatis.

Dia terlihat kelelahan dan berdiri di antara puing-puing bangunan yang hancur.

Wajahnya tertutupi oleh masker hitam ketika dia menyampaikan pernyataannya.

Dia turut menyampaikan pesan kepada Gallant.

“Anda tidak akan bisa memenangkan perang. Mundurlah. Anda tidak bisa memenangkan perang ini, Anda tidak bisa memimpin kami,” katanya.

“Kami para tentara cadangan yang tak bisa lagi pulang ke rumah.”

Baca juga: Brigade Syiah Afghanistan & Pakistan Sudah Ada di Suriah, Bantu Hizbullah Jika Israel Invasi Lebanon

“Kepada Anda, kami akan menunjukkan apa itu keputusan, kami akan menunjukkan apa itu kemenangan, dan kami akan menunjukkan bagaimana Yahudi tulen menang.”

Hubungan Netanyahu dengan militer sudah retak

Sementara itu, ketegangan antara Netanyahu dan para pejabat militer makin tinggi

Kedua belah pihak itu berbeda pendapat perihal kemungkinan apakah Hamas bisa dilenyapkan dan rencana untuk Gaza setelah perang.

Netanyahu terus menegaskan bahwa tujuan utama perang di Gaza adalah untuk melenyapkan Hamas.

Namun, dia tidak memberikan solusi mengenai pemerintahan di Gaza setelah perang berakhir. Padahal, itu menjadi perhatian militer.

Sementara itu, juru bicara Angkatan Darat Israel Daniel Hagari pesimistis bahwa Hamas bisa dilenyapkan.

“Hamas tidak bisa dihancurkan. Hamas itu suatu gagasan. Mereka yang berpikir Hamas bisa dilenyapkan keliru,” kata Hagari pada hari Rabu, (19/6/2024).

“Apa yang saat ini bisa kita lakukan adalah membesarkan sesuatu yang baru untuk menggantikan Hamas. Apa itu? Pemimpin politiklah yang memutuskan.”

Jumlah korban tewas

Serangan Israel di Gaza masih berlanjut. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sudah ada 37.658 warga Palestina yang tewas karena serangan Israel.

Adapun jumlah korban luka sejak perang yang meletus tanggal 7 Oktober 2023 itu dilaporkan mencapai86.237.

Setidaknya ada 7.000 warga Gaza yang tidak diketahui nasibnya dan diperkirakan tewas di bawah puing-puing bangunan.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan sebagian besar korban tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Gaza kini juga dilanda oleh bencana kelaparan, terutama di daerah utara. Ada banyak warga Palestina yang meninggal karena kelaparan, sebagian besar adalah anak-anak.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini